Mengapa Awan Bisa Melayang. Melihat awan yang melayang di angkasa mungkin menjadi salah satu aktivitas yang disukai. Bila cahaya terang, awan-awan terlihat jelas. Ada awan kecil, ada awan besar, dan ada awan yang sangat besar.
Awan-awan terlihat seperti kapas yang berterbangan. Kapas bisa jatuh, tetapi awan tidak. Kita tahu, kapas yang berterbangan sangat amat ringan. Apakah awan juga seringan kapas-kapas itu?
Pada siang hari awan yang kita lihat besarnya sekitar 1 km3 (kilometer kubik) loh. Kalau kalian belum tahu, per m3 (meter kubik), berat awan bisa mencapai 1.003 kg, loh Sangat berat! Lalu, berapa berat awan yang volumenya 1 km3 itu? Mengapa awan tidak jatuh?
Kita bisa melakukan operasi hitung ini: 1,003 kg/m3 x 1.000 x 1 km3 = 1.003.000.000 kg. Wah, benar-benar berat ‘kan?
Setelah mengetahui begitu beratnya bobot awan, mungkin ada diantara kalian yang khawatir, bagaimana kalau tiba-tiba awan jatuh di atas rumah? Apa yang akan terjadi?
Tenang, awan tidak mungkin jatuh kok. Ini disebabkan oleh material yang membentuk awan.
Awan bermula dari udara hangat dan lembab yang naik ke atmosfer. Di atas sana, udara mendingin. Beberapa di antaranya mengembun, menjadi tetes air yang sangat kecil. Kumpulan butir-butir kecil air ini yang berkumpul dan membentuk awan.
Pernahkan kalian melihat debu-debu berterbangan? Debu-debu sangat kecil dan bisa melayang kesana-kemari. Kurang lebih begitulah cara awan-awan tetap terbang. Namun tidak hanya itu. Ada satu hal penting lagi yang membuat awan tidak akan jatuh.
Di atas sana, ternyata angin tak cuma bertiup secara horizontal, melainkan juga vertikal. Nah, angin tegak lurus ini menopang awan untuk tetap terbang di awang-awang.