PWI Peduli Masuk Desa Salurkan Bantuan Warga Terdampak Covid 19

Jakarta, FAJARPENDIDIKIAN.co.id – Lembaga sosial milik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Rabu, 1 April 2020 melakukan program  masuk desa untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak virus corona (Covid 19).  

Desa-desa yang dimasuki tim PWI Peduli kemarin berada di wilayah Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

“Program masuk desa ini ditempuh untuk mencari warga terdampak Covid 19 yang belum mendapatkan perhatian pemerintah,” kata Ketua PWI Peduli Pusat M Nasir.

Sebelumnya, Bantuan Untuk Kota Bogor Kamis, 26 Maret.
PWI Peduli Pusat, juga telah mengirimkan paket bantuan kesehatan  untuk PWI Kota Bogor.

Paket dikirimkan oleh Sekretaris PWI Peduli Pusat Elly Puji Astuti via jasa pengiriman setelah berkoordinasi dengan Ketua M Nasir dan Bidang Distribusi Karim Paputungan.

Paket awal berupa sanitizer, masker serta vitamin diterima oleh Wakil Ketua PWI Kota Bogor Billy Adhyaksa di Kantor Jalan Kesehatan, Tanah Sereal.

Diberitakan, belasan wartawan menjalani isolasi mandiri setelah mengikuti jumpa pers Wali Kota Bogor Bima Arya yg belakangan diketahui positif terinfeksi virus corona. Bima Arya sekarang dalam kondisi bugar.


PWI Peduli hadir ke desa dengan membawa bantuan bahan pangan, air mineral dalam kemasan, makanan ringan, peralatan mandi seperti sabun,  shampo, dan lain sebagainya. 

Semua bantuan tersebut dibeli dengan dana berasal dari sumbangan donatur yang masuk dalam dua rekening PWI Peduli yakni Bank Mandiri  No rek : 1030009021946 (Cabang Jakarta Sabang), dan Bank BNI No Rek : 867855994 (Cabang Gambir).

- Iklan -
Baca Juga:  Surat AHU PWI Diblokir, Hendry Ch Bangun Tak Punya Legal Standing


Mereka yang menerima bantuan mengucapkan  terima kasih kepada para donatur yang menitipkan bantuan melalui PWI Peduli. “Saya berterima kasih kepada donatur dan PWI Peduli. Saya tidak bisa kemana-mana, karena diisolasi di rumah,” kata pembantu  rumah tangga yang sering dipanggil bu Kus.  

Perempuan berusia 45 tahun ini tadinya bekerja pada sebuah rumah milik suami-istri yang dua-duanya  meninggal, karena positif corona pada Maret 2020. Dia sekarang berdiam di rumahnya sendiri, setelah dua majikannya meninggal.

Paket bantuan lainnya diberikan kepada seorang pemuda yang baru lulus kuliah jurusan elektro sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Dia ini sebenarnya anak majikan  bu Kus. Pemuda ini mendadak menjadi yatim-piatu dalam waktu tiga hari. Ibunya meninggal, karena virus corona pada 19 Maret 2020 di RS Persahabatan, Jakarta, lalu disusul ayahnya meninggal 21 Maret 2020 di RS Tarakan akibat penyakit yang sama. 


Sementara kakaknya hingga Rabu masih dirawat di RSU Cibinong, dalam status pasien dalam pengawasan (PDP) Corona. Tentu saja ia  menjadi tanggungan pemerintah karena dalam perawatan. 


Sedang adiknya yang baru lulus kuliah itu tinggal di rumah sendirian. Untuk urusan makan sehari-hari dibantu oleh warga secara bergantian. Penggiliran pengiriman makanan diatur  oleh ketua Blok yang sering dipanggil bu Puji. 

Baca Juga:  Ilham Bintang dan Anwar Fuady Raih Lifetime Achievement Award FFWI 2024

“Saya yang mengatur pengiriman makanan pada setiap jam makan  untuk dia. Terima kasih PWI Peduli sudah ikut membantu,” tuturnya. 

Karena ada tata cara dalam masa darurat pandemi Covid 19, pengiriman makanan diberikan dengan cara dicantolkan di pagar rumah penerima setelah dihubungi via WhatsApp (WA).


Pengiriman bantuan yang disalurkan oleh PWI Peduli pun demikian. Sekretaris PWI Peduli Pusat Elly Pujianti menghubungi via whatsapp terlebih dulu baru kemudian tim yang dipimpin Ketua PWI Peduli Pusat M Nasir datang ke depan rumah. Penyampaian barang bantuan hanya diantar sampai lewat pintu gerbang rumah tanpa masuk ke dalam. “Terima kasih bantuanya,” kata pemuda yang masih diisolasi di rumah yang di bagian depannya masih terdapat bunga papan duka cita untuk mama dan papanya tercinta. 

Pemuda yang tidak mau disebut namanya ini tinggal di rumahnya sendiri sudah lebih dari dua minggu. Dan sudah dites cepat Covid 19, hasilnya negatif. Tapi baru tanggal 5 April nanti baru boleh keluar rumah. “Terima kasih bantuannya. Saya di rumah supaya tidak jenuh saya main internet, kadang baca buku. Tapi saya masih teringat ibu saya,” tuturnya. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU