Ma’asyiral Muimin yang dirahmati Allah, usai menjalani dan menikmati ibadah ibadqh di bulan suci Ramadan, kita tetap meyakini bahwa akhir Ramadan bukanlah pertanda perjuangan ibadah juga berakhir.
Bahkan sebaliknya, sejak berjumpa dengan Syawal sebagai bulan pertama setelah Ramadan, komitmen bberibadah menjadi taruhan. Apakah ibadah ibadah yang kita lakoni di bulan Ramadan sekesar euforia sesaat. Terbawa arus suasana Ramadan. Ataukah ibadah yang lahir dari komitmen yang utuh.
Keistiqomahan yang telah terbentuk, jauh sebelum Ramadan tiba, bagai pulpen ketemu tutupnya. Ramadan tampil sebagai penyempurna semangat beribadah, yang telah menghunjam sebumnya di hati kita.
Bulan Menanam Benih
Oleh sebab itu, Imam Ibnu Rajab Al Hambali menegaskan bahwa Ramadan adalah bulan menanam benih. Dan bulan setelahnya adalah memanen hasil dari benih yang ditanam di bulan Ramadan.
Maka hasil dari kebaikan dan kesempurbaan benih .yang ditanam di bulan Ramadan, pembuktian serta peragaannya ada di bulan Syawal dan bulan bulan setelahnya, hingga kita berjunpa dengan Ramadan di tabun bsrikutnya.
Jikalau.itu terwujud, itulah bukti bahwa taqwa telah menjadi karakter diri kita, yang menjadi hasil perjuangan, saat Ramadan kemarin. (kultum/berlanjut/ana)