Ramadan Berakhir, Perjuangan Amal Ibadah Jalan terus (3)

Ma’asyiral Muslmini yang dirahmati Allah. Meski kira juga menyadari bahwa istiqomah dalam beribadah atau kebaikan, bukanlah hal mudah.

Apalagi suasana Ramadan yang disebut sebagai syahrul ibadah atau bulan ibadah, tidak bersama kita. Tidak gampang menjadi sosok yang Mustaqim atau konsisten. Sebab arus godaan untuk berbelok juga tak kalah derasnya.

Jauh jauh hari, setan telah memberi warning. Dan diabadikan oleh Allah SWT dalam QS. A’raf :17). “Kemudian saya akan datangi mereka, dari depan dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Hingga Engkau tidak akan mendapati banyak, dari mereka yang bersyukur atau taat”.

Maka wajar jika kita harus meratap kepada Allah SWT, memohon keistiqomahan hati, agar irama ibadah yang telah kita bangun saat Ramadan kemarin tidak me lnjadi istana pasir, hancur dan larut diterpa ombak godaan yang didesain oleh setan laknarullah alaih.

17 Kali

Untuk bisa memperoleh petunjuk jalan yang lurus dan jauh dari godaan setan, minimal 17 kali bermunajad kepada Allah SWT. “Ihdinash shiraatal mustaqim”, yang kita baca dalam surat Al Fatihah.

Baca Juga:  4 Janji Allah Pada Orang yang Salat Tahajjud

Berikan kami kekuatan agar mampu mempertahankan nikmat beribadah yang telah Engkau berikan saat Ramadan kemarin.

Sebab jika bukan karena hidayah Allah SWT, niscaya kita akan kalah oleh setan. Kita pasti terkapar, tidak mampu melawan jika Allah tidak memberikan pendampingan dan hidayahNya.

Dan akhirnya, ibadah yang kita lakoni sebulan penuh selama Ramadan, hanyalah menjqdi kenangan musiman, bahwasanya kita pernah berpuasa. Kuta pernah rajin ke masjid. Kita pernah akrab dengan Al-Quran yang kemudian semua itu tiada twrsisa di 11 bulan selanjutnya. Naudzu billahi min dzalik”.

- Iklan -

Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati Allah. Ada beberapa langkah yang ditempuh unruk menjaga konsistensi ibadah yang telah dibangun di bulan Ramadan kemarin. Antara lain adalah :

1. Babyak berdoa serta memohon kepada Allah SWT sebagai pemilik hati seluruh manusia Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al Qashash ayat 56). “Tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya”.

2. Membangun kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga. Sebab komitmen ibadah dapat dipengaruhi oleh suasana di rumah.

Jika suasana yang terbangun di rumah adalah suasana ibadah, maka besar kemungkinan komitmen ibadah juga tetap terjaga.

Baca Juga:  Berawal dari Sebuah Ayat, Umar bin Khattab Memeluk Islam

Namun, jika suasana ibadah tidak terlihat di rumah, maka kita membutuhkan kerja yang lebih keras untuk membangunnya. Alih alih kita juga akan larut, dan komitmen ibadah perlahan akan redup.

3. Menyeleksi segala alur yang akan membelokkan hati. Teman bergaul, fasilitas teknologi, hobby dan selainnya tidak lagi berbasis kemauan tetapi berbasis kebutuhan.

Jika berpotensi dapat meruntuhkan komitmen ibadah, maka lakukan screening cepat atau blacklist. Sebab kebutuhan terhadap instrumwn keimanan, jauh lebih besar dibanding instrumen hobby, passion dan sejenisnya.

4. Berkomitmen dengan mau memaksa diri dengan rondown yang stabil. Istiqomah adalah hasil dari leviasaan yang terjaga hingga pemaksaan diri.

Ummul Mukminin Aisyah meriwayatkan peringatan Nabi Muhammad SAW “Amalan yang Allah paling cintai adalah yang stabil, meski tidak banyak secara kuantitas”.l (HR Bukhari Muslim).

Olehnya itu, marilah selalu berdoa agar Allah selalu memberikan hidayahNya dalam bentuk keistiqomahan atau konsiatensi beribadah yang menjadi salah satu alat ukur leberhasilan Ramadan yang baru saja kita lalui beberapa hari lalu. (kulrum/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU