Ramadhan, Bulan Pendidikan Kesabaran dan Keikhlasan

Abu Qatadah radhiyallahu anhu meriwayatkan sabda Rasulullah Muhammad SAW tentang puasa. "Puasa di bulan Ramdhan, adalah bulan kesabaran. Dan puasa tiga hari di setiap bulan, adalah puasa sepanjang tahun". (Musnad Imam Ahmad/7567, 8965, dan Imam Muslim/1162, dan lafaz riwayat Imam Ahmad).

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Sedikitnya, ada lima makna yang berkaitan dengan hadits di atas.

Pertama, sebuah anugerah yang besar ketika seorang hamba Allah menjumpai bulan Ramdhan yang diberkati. Karena ia akan memetik sekian banyak faedah yang besar, jika ia benar benar memanfaatkan bulan yang agung ini, untuk beribadah kepada Allah dengan sebaik baiknya. Allah akan memberikan pahala yang banyak kepada orang yang sabar tanpa menentukan kadarnya. ” Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az-Zumar 10).

Kedua, di antara faedah, yang besar itu adalah, diraihnya KESABARAN. Baik dalam melakukan ketaatan kepada Allah, menjauhi kemaksiatan , maupun di dalam menghadapi takdir Allah yang dirasa berat oleh seorang hamba. Hanyalah orang sabar yang menerima dan menjalankan hal tersebut. 

Obyek sabar: sabar dalam ketaatan, sabar tidak maksiat, dan sabar dalam menghadapi taqdir Allah. “Sifat sifat yang baik itu, hanya dianugerah kan kepada orang orang yang sabar, dan orang yang mempunyai keberuntungan yang besar”.(QS. Fussilat :35).       

Ketiga, hal hal tersebut di atas yang mengumpul kan seluruh ajaran agama Islam, tidak bisa terlaksana kecuali dengan kesabaran. Allah senantiasa bersama orang orang yang sabar. “Wahai orang orang yang beriman ! Mohon lah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Sungguh Allah bersama orang orang yang sabar”.(QS. Al-Baqarah 2:153).

Keempat, sesungguhnya kesabaran adalah asas yang terbesar bagi setiap akhlak yang indah dan bagi upaya menghindari akhlak yang hina. Sabar adalah menahan diri dari perkara yang tidak disukai oleh hawa nafsu dan  menyelisihi seleranya, dalam rangka meraih ridho Allah dan pahalanya. 

Baca Juga:  Berawal dari Sebuah Ayat, Umar bin Khattab Memeluk Islam

Kelima, sesungguhnya bulan Ramadhan, madrasah yang agung dan bangunan (keimanan) yang tinggi. Para hamba mengambil dirinya banyak ibroh dari pelajaran yang bermanfaat, yang mendidik jiwa serta meluruskannya pada bulan Ramadhan, dari sisa umurnya. 

Salah satu pelajaran besar yang diambil oleh orang orang yang berpuasa di bulan yang agung dan musim yang diberkahi ini, membiasakan diri dan membawanya kepada kesabaran. Dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad SAW yang sangat penyayang, mensifati bulan Ramadhan dengan “bulan kesabaran”.

Keikhlasan 

- Iklan -

Dari hadist Abu Hurairah radihiyallahu anhu, Rasulullah Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang berdiri menunaikan solat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan (pahala), maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari, no.1910, Muslim bo.760).

Sedikitnya, ada tiga makna yang terkait dalam hadist diatas.

Pertama, salah satu pelajaran penting yang bisa dipetik dari bulan Ramadhan, adalah,  di dalamnya tempaan untuk senantiasa ikhlas dalam beramal. Orang yang beramal, hanya mengharap dunia semata, ia benar benar merugi. Firman Allah dalam QS. Asy Syuraa: 20 : “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya. Dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat”.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Minggu, 1 Desember 2024: Hukum dan Injil

Kedua, yang di maksud ikhlas adalah, memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata. Maka pantaslah Ramadhan disebut madrasah ikhlas. Semestinya kita beribadah ikhlas karena Allah SWT. Dalam QS.Al Bayyinah:5, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya (ikhlas) dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus”.

Dalam HR. Bukhari No.38 dan Muslim No.760 dari Abu Hurairah, disebutkan: “Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, diampuni dosanya yang telah lalu. 

 Dalam amalan solat malam atau tarawih, disebutkan :”Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan, karena iman dan mencari pahala, diampuni dosa dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari no.37 dan Muslim no.759, dari Abu Hurairah). 

Yang di maksud qiyam Ramadhan adalah solat tarawih sebagaimana yang dikatakan Imam Nawawi dalam Syarh Shahig Muslim, 6:36. Juga ketika seseorang yang telah menghidupkan Lailatul Qadar dengan solat malam disebutkan :” Barang siapa melaksanakan sholat Lailatul Qadar karena iman, dan mengharap pahala dari Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR.Bukhari no.1901, dari Abu Hurairah).

Ketiga, Ihtisaban. Berarti beramal karena mengharap pahala dari Allah. Itulah yang dimaksud ikhlas. Yang diharap bukanlah pujian manusia, bukanlah semata mata harapan dunia. (dari berbagai sumber/ANA)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU