Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk yang sangat berharga kepada umatnya mengenai bagaimana seharusnya kita memanfaatkan waktu malam. Dalam banyak ayat dan hadits, disebutkan betapa mulianya waktu malam yang penuh berkah, dan betapa pentingnya mengisi malam dengan ibadah.
Para hamba Allah yang saleh pun sangat mengutamakan waktu malam sebagai saat untuk beribadah, mengingat Allah, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Mereka tidak merasa lelah atau terbebani meskipun bangun untuk beribadah di malam hari, justru merasa lebih segar dan diberkahi.
Salah satu ajaran Rasulullah yang sangat penting adalah mengenai waktu tidur. Beliau sangat menganjurkan umatnya untuk segera tidur setelah melaksanakan salat Isya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan, disebutkan bahwa Rasulullah SAW membenci tidur sebelum salat Isya dan juga membenci obrolan yang tidak bermanfaat setelah salat Isya. (Muttafaqun Alaih).
Mengapa Rasulullah menganjurkan umatnya untuk segera tidur setelah salat Isya? Beliau ingin umatnya dapat bangun di tengah malam, mengerjakan salat Tahajjud, dan memohon ampunan serta berkah dari Allah SWT.
Momen tengah malam, menurut ajaran Islam, adalah waktu yang sangat dekat dengan Allah, waktu yang paling tepat untuk berdoa, bersujud, dan memohon apa pun dari-Nya.
Momen Terindah untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Tengah malam merupakan waktu yang sangat istimewa. Allah SWT menjanjikan kedekatan-Nya dengan hamba-hamba-Nya yang bangun untuk beribadah di malam hari. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan adalah salat Tahajjud, yang bukan hanya sebagai bentuk rasa syukur, tetapi juga sebagai momen yang sangat tepat untuk mendapatkan ampunan Allah dan menyampaikan segala harapan.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga yang penuh kenikmatan, di dekat sumber-sumber air yang mengalir. Mereka mengambil apa yang telah diberikan oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik, sedikit sekali tidur mereka di malam hari. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.” (Surah Az-Zariat, ayat 15–18).
Ayat ini mengingatkan kita tentang keutamaan orang-orang yang sedikit tidur di malam hari karena mereka lebih memilih untuk bermunajat kepada Allah, memohon ampunan dan memperbaiki diri.
Waktu malam adalah waktu yang sangat berharga, di mana Allah membuka pintu ampunan-Nya bagi siapa saja yang sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya. Maka, jika kita ingin meraih derajat taqwa dan mendapatkan surga-Nya, kita perlu menghidupkan malam dengan ibadah, terutama dengan salat Tahajjud.
Istighfar: Penyelamat di Malam yang Sunyi
Banyak ulama dan sahabat Rasulullah yang menjadikan malam sebagai waktu untuk berintrospeksi diri dan memperbanyak istighfar. Dalam salah satu atsar, Sayyidina Ali ra. berkata, “Aku heran dengan orang yang binasa, padahal di sisinya ada penyelamat.”
Ketika ditanya, “Apa penyelamat itu?” Sayyidina Ali menjawab, “Istighfar.” Beliau menjelaskan bahwa Allah tidak akan memberi ilham untuk beristighfar kepada seseorang jika Dia tidak ingin menyelamatkannya.
Istighfar yang dilakukan dengan tulus di tengah malam adalah amalan yang sangat mulia. Melalui istighfar, seseorang bisa mendapatkan pengampunan dosa dan mendapatkan ketenangan hati. Pada saat itulah, seorang hamba benar-benar bisa merasakan kedekatannya dengan Allah.
Menghidupkan Malam dengan Ibadah
Dalam hidup kita sebagai umat Islam, sangat penting untuk menghidupkan malam dengan amalan-amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan tidur yang cukup setelah salat Isya dan bangun untuk melaksanakan salat Tahajjud, kita tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga menjaga kualitas hubungan kita dengan Allah SWT.
Malam adalah waktu yang sangat berharga, di mana Allah membuka pintu rahmat dan ampunan-Nya. Oleh karena itu, mari kita mulai hidupkan malam-malam kita dengan beribadah dan bermunajat kepada Allah, seperti yang diajarkan oleh Nabi kita. (*)