Rasulullah, Nabi Terakhir

Apa yang dibawa oleh Nabi Isa AS adalah untuk membenarkan dan menegaskan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Taurat, khususnya mengenai aqidah dan kepercayaan. Sementara itu, dalam hal hukum, terdapat beberapa kelonggaran dibandingkan dengan aturan yang ada sebelumnya.

Aqidah yang dibawa oleh setiap Nabi berfungsi untuk memperkuat dan mendukung kepercayaan para nabi terdahulu. Sedangkan syariat yang dibawa oleh para nabi seringkali berfungsi untuk menggantikan dan membatalkan syariat yang berlaku sebelumnya, meskipun kadang-kadang ada beberapa yang mendukung syariat terdahulu.

Dengan demikian, meskipun syariat ilahi bisa berbeda-beda, aqidah dan agama yang benar itu hanya satu. Para nabi yang diutus, mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, semuanya menyeru kepada agama yang satu, yaitu agama Islam.

Agama Islam ini telah diajarkan melalui para nabi, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Nabi Ya’qub AS. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Sungguh Kami telah memilihnya di dunia, dan di akhirat, dia termasuk orang-orang yang saleh” (Al-Baqarah 2:130).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 14 November 2024: Menemukan Rancangan Allah

Begitu juga ketika Allah SWT berfirman kepada Nabi Ibrahim, “Tunduk patuhlah kepada-Ku”, Ibrahim menjawab, “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (Al-Baqarah 2:131).

Nabi Ibrahim AS juga mewasiatkan kepada anak-anaknya, termasuk Nabi Ya’qub, agar mereka berpegang pada agama yang telah dipilih oleh Allah, yaitu Islam. “Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menyerah diri (Islam)” (Al-Baqarah 2:132).

Dengan aqidah ini pula, Allah SWT mengutus Nabi Musa AS kepada Bani Israil. Dalam Al-Quran disebutkan mengenai para ahli sihir Firaun yang akhirnya beriman kepada ajaran Nabi Musa, dan mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam kepada-Mu” (Al-A’raf 7:126).

Demikian pula dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa AS. Ketika kaumnya, Bani Israil, mengingkari ajarannya, Isa bertanya, “Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk menegakkan agama Allah?”

Para sahabatnya, para hawariyyin, menjawab, “Kami adalah penolong-penolong agama Allah, kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang muslim” (Ali Imran 3:52).

- Iklan -
Baca Juga:  Bolehkah Membakar Mushaf yang Rusak? Begini Penjelasannya

Dalam Al-Quran, Allah SWT juga menegaskan bahwa agama yang diridhai di sisi-Nya adalah Islam. “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tidak ada perselisihan antara orang-orang yang diberikan Al-Kitab, kecuali setelah datangnya pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka” (Ali Imran 3:19).

Selain itu, dalam surah Asy-Syura, Allah SWT berfirman, “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu” (Asy-Syura 42:13).

Selanjutnya, Allah SWT juga mengingatkan bahwa kaum ahli Kitab tidak berpecah belah kecuali setelah datangnya pengetahuan yang menyebabkan kedengkian di antara mereka. Kalau bukan karena ketetapan Allah untuk menangguhkan azab hingga waktu yang ditentukan, mereka pasti telah dibinasakan (Asy-Syura 42:14).

Para nabi yang diutus semuanya membawa agama yang satu, yaitu Islam, yang merupakan agama yang diakui oleh Allah SWT. Ahli Kitab sendiri mengetahui bahwa agama itu satu dan bahwa para nabi diutus untuk mendukung ajaran nabi-nabi sebelumnya.

(Sirah Nabawiyah / Ana – Bersambung)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU