Ratusan guru dan karyawan Sekolah Islam Athirah menjalani vaksinasi booster atau dosis ketiga, Selasa (15/2). Vaksinasi yang dipusatkan di Hall Gedung Sekolah Islam Athirah Jalan Kajaolalido Nomor 22 Makassar itu merupakan lanjutan dari program vaksinasi dosis 1 dan 2 untuk mendukung program pemerintah dalam rangka percepatan vaksinasi.
Setelah divaksin, para guru dan karyawan diharapkan mendapatkan proteksi atau perlindungan diri dari virus Covid-19.
Kali ini, Sekolah Islam Athirah bekerja sama dengan lima puskesmas di Makassar sebagai tim vaksinator antara lain Puskesmas Karuwisi, Puskesmas Tarakan, Puskesmas Tabaringan, Puskesmas Kodingareng, dan Puskesmas Antang Perumnas.
Selain guru dan karyawan, purnabakti dan keluarga guru beserta masyarakat di sekitar Sekolah Islam Athirah turut difasilitasi bagi yang ingin menjalani vaksinasi dosis ketiga.
Prosedur vaksinasi tahap booster ini sama dengan vaksinasi pada tahap sebelumnya. Calon penerima vaksin harus melalui serangkaian tahapan yang meliputi registrasi, screening, vaksinasi, dan observasi setelah vaksin.
“Hari ini kami menyiapkan 1000 (dosis), kita (guru dan karyawan) Sekolah Islam Athirah saja kurang lebih 500 orang, selebihnya untuk umum, hanya saja dalam kondisi tertentu misalnya flu, sakit, atau periode sejak vaksin duanya belum mencapai 6 bulan, itu tidak dapat divaksin,” kata Ketua Panitia Vaksinasi Sekolah Islam Athirah, Imelda Makkuassang.
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Sekolah Islam Athirah, Dr. Patris Hasanuddin, M.Pd. mengatakan vaksinasi booster yang digelar di Sekolah Islam Athirah tidak terlepas dari upaya mendukung program pemerintah dalam rangka menciptakan lingkungan dan masyarakat sehat.
“Itulah ketika pemerintah memberi perintah bahwa saat ini untuk membuat kondisi masyarakat itu kemudian bisa sehat maka dianjurkan untuk mengikuti vaksin tiga atau booster, sehingga pihak Sekolah Islam Athirah mengimbau kepada seluruh guru dan karyawan berikut keluarganya untuk kemudian vaksin booster secara bersama,” ungkap Patris.
Patris melanjutkan, hal yang menjadi prioritas utama adalah kesehatan guru, terlepas dari kegiatan pembelajaran nantinya masih dilaksanakan secara daring ataupun luring, yang terpenting menurutnya adalah kesehatan guru dan karyawan. Menurut Patris, apabila guru sehat, maka desain pembelajaran yang diciptakan oleh guru dan diterapkan kepada siswa dapat berjalan efektif.
“Intinya kita berharap guru kita sehat, tentu kemudian bisa mendesain pembelajaran itu dengan bagus sehingga anak-anak juga bisa belajar efektif dan hasilnya juga efektif, apakah nanti bentuknya masih online ataupun PTMT,” pungkasnya.