Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Meskipun masih pandemi Covid-19 sampai saat ini, tetapi realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Wajo sampai dengan September 2021 mencapai sebesar Rp789,79 miliar dan merupakan peringkat ketiga bila dibandingkan dengan 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal tersebut berdasarkan data pada Aplikasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) sampai dengan September 2021, realisasi KUR di Kabupaten Wajo tercatat sebesar Rp789,79 miliar dan mengalami pertumbuhan sebesar 42,43% bila dibandingkan dengan realisasi KUR bulan September 2020 sebesar Rp554,51 miliar.
Apabila dilihat dari jumlah debitur KUR, Kabupaten Wajo juga merupakan yang terbesar ketiga yaitu sebanyak 21.328 debitur atau 7,33% dari total debitur di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 247.048 debitur sampai dengan September 2021.
Bila dilihat dari jenis skema kredit, Kredit Mikro merupakan yang terbesar realisasi di Kabupaten Wajo, yaitu sebesar Rp538,93 miliar atau 68,24% dari total realisasi sebesar Rp789,79 miliar. Disusul, Kredit Kecil sebesar Rp227,29 miliar atau 28,78%, dan Kredit Super Mikro (Supermi) sebesar Rp23,58 miliar atau 2,99%.
Apabila dilihat dari penyalur KUR di Kabupaten Wajo, Bank BRI merupakan yang terbesar realisasi sampai dengan bulan September 2021 yaitu sebesar Rp588,00 miliar atau 74,45% dari total sebesar Rp789,79 miliar, disusul Bank Mandiri sebesar Rp108,81 miliar atau 13,78%. Bank BNI sebesar Rp69,70 miliar atau 8,82%, Bank Syariah Mandiri sebesar Rp14,10 miliar atau 1,79%, BPD Sulselbar sebesar Rp5,00 miliar atau 0,63%, BNI Syariah sebesar Rp1,96 miliar atau 0,25%, Bank BRI Syariah sebesar Rp1,38 miliar atau 0,17%, Tabungan Negara sebesar Rp500,00 juta atau 0,06% dan Bank Sinarmas sebesar Rp350,00 juta atau 0,04%.
Sementara itu, bila dilihat dari sektor ekonomi di Kabupaten Wajo terdapat tiga penyumbang terbesar, yaitu Sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan merupakan yang terbesar menyerap KUR sampai dengan September 2021 yaitu sebesar Rp497,89 miliar atau 63,04%, disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp180,49 miliar atau 22,85% dan ketiga sektor Perikanan sebesar Rp51,41 miliar atau 6,51%, sisanya terdistribusi di berbagai sektor ekonomi lainnya yang perlu mendapat perhatian dan terus dikembangkan.
Kepala KPPN Watampone, Rintok Juhirman menilai semakin banyak pelaku UMKM yang memanfatkan KUR sebagai salah satu sumber pembiayaan yang murah. Hal tersebut disebabkan KUR mendapatkan subsidi bunga dari Pemerintah.
“Terlebih dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, UMKM harus bangkit, agar Indonesia Kuat,”lanjutnya
Reporter: Abustan