Wajo, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19, tetapi realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Wajo sampai dengan bulan Mei 2021 mencapai sebesar Rp424,75 miliar dan merupakan peringkat ketiga bila dibandingkan dengan 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal ini berdasarkan data pada Aplikasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) sampai dengan bulan Mei 2021, realisasi KUR di Kabupaten Wajo tercatat sebesar Rp424,75 miliar atau 8,67% dari total realisasi KUR di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp4,90 triliun.
Apabila dilihat dari jumlah debitur KUR, Kabupaten Wajo juga merupakan yang terbesar ketiga yaitu sebanyak 11.679 debitur atau 8,51% dari total debitur di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 137.201 debitur sampai dengan bulan Mei 2021.
Bila dilihat dari jenis skema kredit, Kredit Mikro merupakan yang terbesar realisasi di Kabupaten Wajo, yaitu sebesar Rp291,67 miliar atau 68,67% dari total realisasi sebesar Rp424,75 miliar. Disusul, Kredit Kecil sebesar Rp120,83 miliar atau 28,45%, dan Kredit Super Mikro (Supermi) sebesar Rp12,24 miliar atau 2,88%.
Apabila dilihat dari penyalur KUR di Kabupaten Wajo, Bank BRI merupakan yang terbesar realisasi sampai dengan bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp316,90 miliar atau 74,61% dari total sebesar Rp424,75 miliar, disusul Bank Mandiri sebesar Rp64,29 miliar atau 15,14%. Bank BNI sebesar Rp35,71 miliar atau 8,41%, BPD Sulselbar sebesar Rp2,21 miliar atau 0,52%, BNI Syariah sebesar Rp1,96 miliar atau 0,46%, Bank Syariah Mandiri sebesar Rp1,45 miliar atau 0,34%, Bank BRI Syariah sebesar Rp1,38 miliar atau 0,32%, Tabungan Negara sebesar Rp500,00 juta atau 0,12% dan Bank Sinarmas sebesar Rp350,00 juta atau 0,08%.
Sementara itu, bila dilihat dari sektor ekonomi di Kabupaten Wajo terdapat tiga penyumbang terbesar, yaitu Sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan merupakan yang terbesar menyerap KUR sampai dengan bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp284,97 miliar atau 67,09%, disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp87,74 miliar atau 20,66% dan ketiga sektor Perikanan sebesar Rp25,74 miliar atau 6,06%, sisanya terdistribusi di berbagai sektor ekonomi lainnya yang perlu mendapat perhatian dan terus dikembangkan.
Kepala KPPN Watampone, Rintok Juhirman menilai semakin banyak pelaku UMKM yang memanfatkan KUR sebagai salah satu sumber pembiayaan yang murah.
“Hal tersebut disebabkan KUR mendapatkan subsidi bunga dari Pemerintah. Terlebih dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, UMKM harus bangkit, agar Indonesia Kuat,”pungkasnya.*