Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Meskipun masih pandemi Covid-19 sampai saat ini, tetapi realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Wajo sampai dengan bulan Oktober 2021 mencapai sebesar Rp916,38 miliar dan merupakan peringkat ketiga bila dibandingkan dengan 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal ini berdasarkan data pada Aplikasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) sampai dengan bulan Oktober 2021, realisasi KUR di Kabupaten Wajo tercatat sebesar Rp916,38 miliar dan mengalami pertumbuhan sebesar 10,95% bila dibandingkan dengan realisasi KUR bulan Oktober 2020 sebesar Rp825,95 miliar.
Apabila dilihat dari jumlah debitur KUR, Kabupaten Wajo juga merupakan yang terbesar ketiga yaitu sebanyak 25.004 debitur atau 7,60% dari total debitur di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 328.760 debitur sampai dengan bulan Oktober 2021.
Bila dilihat dari jenis skema kredit, Kredit Mikro merupakan yang terbesar realisasi di Kabupaten Wajo. Yaitu sebesar Rp638,80 miliar atau 69,71% dari total realisasi sebesar Rp916,38 miliar. Disusul, Kredit Kecil sebesar Rp251,02 miliar atau 27,39%. Dan Kredit Super Mikro (Supermi) sebesar Rp26,57 miliar atau 2,90%.
Apabila dilihat dari penyalur KUR di Kabupaten Wajo, Bank BRI merupakan yang terbesar realisasi sampai dengan bulan Oktober 2021. Yaitu sebesar Rp694,58 miliar atau 75,80% dari total sebesar Rp916,38 miliar. Disusul Bank Mandiri sebesar Rp119,46 miliar atau 13,04%. Bank BNI sebesar Rp77,41 miliar atau 8,45%. Bank Syariah Mandiri sebesar Rp15,36 miliar atau 1,68%.
BPD Sulselbar sebesar Rp5,30 miliar atau 0,58%. BNI Syariah sebesar Rp1,96 miliar atau 0,21%. Bank BRI Syariah sebesar Rp1,38 miliar atau 0,15%. Bank Tabungan Negara sebesar Rp500,00 juta atau 0,05%. Bank Sinarmas sebesar Rp350,00 juta atau 0,04%. Dan Bank BRI AGRO sebesar Rp100 juta atau 0,01%.
Sementara itu, bila dilihat dari sektor ekonomi di Kabupaten Wajo terdapat tiga penyumbang terbesar. Yaitu Sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan merupakan yang terbesar menyerap KUR sampai dengan bulan Oktober 2021 yaitu sebesar Rp589,73 miliar atau 64,35%.
Disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp203,70 miliar atau 22,23%. Dan ketiga sektor Perikanan sebesar Rp56,60 miliar atau 6,18%. Adapun sisanya terdistribusi di berbagai sektor ekonomi lainnya yang perlu mendapat perhatian dan terus dikembangkan.
Kepala KPPN Watampone, Rintok Juhirman menilai semakin banyak pelaku UMKM yang memanfatkan KUR sebagai salah satu sumber pembiayaan yang murah. Hal tersebut disebabkan KUR mendapatkan subsidi bunga dari Pemerintah.
“Terlebih dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, UMKM harus bangkit, agar Indonesia Kuat,”lanjutnya.