Lukensho telah berkuada selama 27 tahun. Lukesho akan mengakhiri masa kepresidennya sampai 2035.
Khawatir akan terjadi Perang Dunia III, Pemerintah Belarusia telah meminta senjata niklir pada Rusia. Permintaan itu disampaikan pemimpin negara itu, Alexander Lukensho. Selama ini Belarusia dikenal sebagai sahabat Kremlin.
Permintaan nuklir oleh Belarusia adalah hasil referendum yang digelar pada Senin, (28/2/2022), pagi. Dimana salah satu amandemen konstitusi itu adalah menghilangkan status non nuklir yang melekat pada negara terdebut.
Hasil dari referendum itu, dari 60 persen mereka yang memberikan suaranya di Belarusia, ingin negara itu melepaskan status non nuklirnya.
Seperti filansir French dan jernih.co, Senin (28/2/2022), referendum yang digelar itu juga memutuskan memberikan waktu kepada Alexander Lukendho , untuk memperpanjang masa kekuasaannya. Dimana telah berkuasa selama 27 tahun, ditambah lagi 13 tahun, sampai tahun 2035.
Ketua Komite Pemilihsn Igor Kopenko, menyampaikan partisipasi pemilih mencapai 78, 63 persen dengan hasil referendum sebagai berikut.
Sebanyak 65, 16 persen peserta referendum mendukung amandemen. Kemudian hanya 10,07 persen menolak, demikian kantor Berita Rusia melaporkan.
Dengan referendum terdebut, maka Belarusia lepas dari status non nuklirnya, dan melepaskan posisi netralnya.
Langkah tersebut membuka kemungkinan kerja sama militer yang lebih kuat dengan Rusia, yang mengerahkan pasukan ke Belarusia dengan dalih latihan militer. Kemudian mengirim mereka ke Ukraina sebagai bagian dari invasi yang dimulai Kamis (24/2/2022), lalu.
Boneka Amerika
Menurut Lukensho, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, adalah boneka Amerika, dan menganggap serangan Rusia diakibatkan oleh kegagalan Zelensky memenuhi permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin, agar membatalkan permintaannya bergabung dengan NATO.
“Sekarang banyak pembicaraan yang menentang sektor perbankan, gas, minyak SWIFT,” kata Lukensho. ” Ini lebih buruk dari perang. Ini mendotong Rusia ke dalam Perang Dunia III,” tuturnya seperti yang dikutip The Sun.
“Kita perlu menahan diri disini, agar tidak mendapat masalah, karena perang nuklir adalah akhir dari segalanya,” tandasnya. (Nurhayana Kamar)