Kekerasan seksual terhadap perempuan akhir-akhir ini marak terjadi, pelecehan seksual adalah salah satu jenis dari kekerasan seksual. Kisah para korban kekerasan seksual kemudian menjadi inspirasi penulis-penulis buku untuk menceritakan kisah mereka dalam sebuah tulisan. Berikut rekomendasi buku yang bercerita tentang kekerasan seksual:
1. Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam
Buku ini menceritakan tentang Magi Diela, gadis yang diculik dan dijinakkan seperti binatang. Dia dipaksa mengikuti tradisi kawin tangkap, mengangkat tema kawin paksa berdaarkan pengalaman korban budaya tangkap di Sumba, NTT.
Sirna sudah impiannya membangun Sumba. Kini dia harus melawan orangtua, seisi kampung, dan adat yang ingin merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan.
Ketika budaya memenjarakan hati Magi yang meronta, dia harus memilih sendiri nerakanya: meninggalkan orangtua dan tanah kelahirannya, menyerahkan diri kepada si mata keranjang, atau mencurangi kematiannya sendiri.
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ditulis berdasarkan pengalaman banyak perempuan korban kawin tangkap di Sumba. Tradisi kawin tangkap menggedor hati Dian Purnomo untuk menyuarakan jerit perempuan yang seolah tak terdengar bahkan oleh Tuhan sekalipun
2. Kitab Kawin
Dalam kumpulan cerita ini, kita bertemu beragam perempuan: pekerja toserba, karyawan, seniman paruh baya, instruktur yoga, hingga ibu-ibu borju. Beragam masalah dihadapi oleh mereka, ada yang selingkuh sebab suaminya dingin di tempat tidur, sampai yang pacaran sana-sini karena suaminya berpoligami.
Dari yang mati-matian mencintai istri abangnya, sampai yang naksir menantunya sendiri. Ada yang disodor-sodorkan ke laki-laki lain oleh suaminya demi kepuasan sang suami, dan ada pula yang dihajar oleh suaminya di hadapan orang banyak.
Dari rumah-rumah kelas menengah atas Jakarta, kota kecil di daerah pedesaan Jawa Tengah, atau pedalaman Pulau Buru, kitab-kitab ini tak saja berkisah tentang jiwa-jiwa yang buncah, kesepian dan telantar, serta tubuh-tubuh yang terpasung dan disakiti, tapi juga tentang jiwa-jiwa yang berontak dan merdeka, dan yang berani merumuskan ulang hukum-hukum perkawinan bagi diri mereka sendiri.
3. Scars and Other Beautiful Things
Berkisah tentang Harper Simmons, gadis 17 tahun yang merupakan korban kekerasan seksual. Dulu Harper Simmons memiliki segalanya. Keluarga hangat dan kekasih yang penyayang. Prestasi gemilang, tim debat tangguh yang memenangi turnamen demi turnamen antar sekolah, dan sahabat yang mendampinginya untuk menaklukkan dunia.
Sampai suatu malam, seorang pria bernama Scott Gideon merenggut itu semua. Kini, yang Harper miliki adalah malam-malam penuh mimpi buruk yang hanya mampu terlewati dengan bantuan obat tidur.
Psikiater yang kerap kali menanyakan apa ketakutan terbesarnya. Ayah yang larut di balik tumpukan pekerjaan, adik kembar yang berhenti mengejar impiannya, sahabat yang tak kunjung mengerti, dan cinta yang perlahan-lahan berubah serapuh porselen.
Harper pikir, ia hanya perlu menjadi lebih kuat daripada seharusnya. Bukankah orang-orang berkata semuanya akan berlalu seiring waktu?
Ini adalah kisah perjalanan untuk melupakan. Untuk menemukan diri sendiri setelah kehilangan begitu banyak; walau seringkali, penemuan dan kehilangan tak berjalan pada sisi yang sama.