Rekomendasi Ketua Umum PP Persakmi untuk Penanganan Covid-19 di Sulsel

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Sulsel menggelar diskusi melalui Webinar Zoom Seri 1 yang dilaksanakan Sabtu, 18 April 2020.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persakmi, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH yang juga sebagi Guru Besar Epidemiologi FKM Unhas berkesempatan hadir dan memberikan materi tentang Proyeksi dan Urgensi PSBB terhadap pandemic Covid-19.

Pembicara lainnya adalah Dono Widiatmoko, Dosen University of Derby, UK, sangat spesial karena mau berbagi pengalaman Inggris dalam menangani Covid-19.

Pembicara lainnya adalah Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc,PH, Ph.D, Guru Besar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UNHAS dan sebagai Ketua PERSAKMI Sulsel. Diskusi dipandu oleh Dr. Eha Sumantri,  SKM, M.Kes.

Terdapat 99 peserta yang mengikuti diskusi tersebut dari berbagai daerah di Indonesia yaitu dari Jakarta, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Kalimantan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Papua dan peserta dari kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Baca Juga:  Bupati Barru Hadiri Latbakjatrat Yonarhanud 16/SBC/3 Kostrad di Tanete Rilau

Prof. Ridwan mengatakan bahwa diperkirakan angka morbiditas Covid 19 akan semakin meningkat dan diperkirakan pada puncaknya Mei 2020 sehingga diperkirakan kapasitas RS tidak akan cukup.

Untuk mengantisipasi pandemi ini, terdapat lima rekomendasi penting dari studi yang dilakukan, yaitu: Pertama, Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan segera menyiapkan RS dengan kapasitas sekitar 377 bed untuk mengantisipasi puncak pandemic pada pertengahan Mei 2020 sebanyak 113 ICU dan 75 ventilator untuk kasus baru.

Kedua adalah pada puncak epidemic kebutuhan akan meningkat dengan jumlah kasus sekitar 2,614 pada tanggal 19 Mei 2020. ICU sebanyak 1,001 di Mei 2020 dan ventilator sebanyak 739 pada 21 Mei 2020.

Baca Juga:  Mediator Darah Makassar: Solusi Inovatif Pemenuhan Kebutuhan Darah di Tengah Krisis

Ketiga, meningkatnya cakupan mitigasi: sosial distancing/ Physical Distancing, stay at home, dan cuci tangan di atas 30% untuk melandaikan kurva epidemic.

- Iklan -

Keempat, menghentikan penularan kasus baru dengan memberikan perlindungan pada kelompok rentan, mempercepat penyembuhan dengan terapi supportive yang tepat dan efisien.

“Dan terakhir adalah penguatan intervensi public health yaitu promotif dan preventif,” jelas Prof Ridwan.

Ketua Tim Covid-19 PERSAKMI Sulsel, Andi Mansur Sulolipu, SKM, M.Kes. menyampaikan terima kasih atas dialog dan diskusi yang sangat berharga ini.

Diskusi melalui Webinar zoom berlangsung mulai pukul 16.15 dan selasai tepat pukul 18.00 WITA. Kegiatan ini dilaksanakan kerjasama FKM Unhas, Persakmi Sulsel dan PAEI Sulsel. (FP)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU