Bandung – Bagi Sabar, petani sawit asal Luwuk Timur, kemitraan dengan PT Astra Agro Lestari Tbk. lebih dari sekadar bisnis. Ia merasa benar-benar diperhatikan sebagai mitra, baik dari segi pelayanan maupun dukungan teknis yang diberikan.
“Saya sangat senang bermitra dengan Astra Agro. Pelayanan mereka luar biasa, perhatian terhadap kami petani sangat baik. Mereka tidak hanya fokus meningkatkan produksi, tetapi juga memastikan mitra-mitranya diperhatikan dengan baik,” ujar Sabar dalam wawancara pada acara Gathering Partnership Astra Agro di Hotel Intercontinental Dago Pakar, Bandung, pada 18 Desember lalu.
Sejak bergabung dengan PT Sawit Jaya Abadi (PT SJA), anak usaha Astra Agro, pada 2016, Sabar rela melakukan perjalanan lintas provinsi untuk mengirimkan hasil panennya ke pabrik milik perusahaan dengan kode saham AALI, meskipun terdapat delapan pabrik sawit lainnya yang lebih dekat dengan perkebunannya.
“Yang membedakan Astra Agro adalah pelayanan mereka yang sangat memperhatikan kami petani dan sopir. Jika ada kendala atau masalah pada kendaraan, manajemen Astra Agro langsung turun tangan membantu. Komunikasi mereka dengan pemangku kepentingan setempat juga sangat baik, sehingga kami merasa aman dan nyaman,” tambah Sabar.
Tak hanya itu, Sabar juga mengapresiasi perhatian Astra Agro terhadap kebutuhan dasar mitra dan sopirnya. Ia menceritakan pengalaman saat sopir mereka mengalami kendala teknis dalam perjalanan, dan pihak Astra Agro segera turun tangan untuk memastikan penanganan dan logistik selama masa darurat.
“Bahkan untuk hal-hal kecil seperti memastikan nasi bungkus untuk sopir kami, mereka sangat perhatian. Itu hal sederhana, tetapi sangat berarti bagi kami,” ungkapnya.
Sebagai petani yang mengelola lahan sekitar 100 hektar, Sabar memanfaatkan berbagai fasilitas dari Astra Agro, termasuk pembelian bibit unggul dan konsultasi teknis. Bibit yang ditanamnya sebagian besar berasal dari Astra Agro, yang menurutnya jauh lebih unggul dibandingkan bibit dari sumber lain.
“Saya pernah membeli bibit dari pihak lain, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Dengan Astra Agro, kualitas bibit terjamin, dan hasilnya sangat baik. Bahkan, tim yang mendampingi mengatakan kebun saya melebihi standar kebun inti Astra Agro,” kata Sabar dengan bangga.
Selain itu, program pembinaan dan pendampingan yang dilakukan Astra Agro memperkuat keyakinannya untuk terus bermitra. “Tim dari Astra Agro sering datang ke kebun saya untuk melihat langsung kondisi tanaman dan memberikan masukan. Itu membuat kami merasa didukung dan dihargai sebagai petani,” tambahnya.
Jarak yang jauh tak menghalangi Sabar untuk tetap mengirimkan hasil panennya ke pabrik PT SJA yang beroperasi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dengan jarak tempuh hingga 150 kilometer, perjalanan dari Luwuk Timur bisa memakan waktu hingga 12 jam. Namun, ia merasa pelayanan dan dukungan yang diberikan Astra Agro sebanding dengan usaha tersebut.
“Pelayanan mereka tak bisa dilupakan. Saya merasa Astra Agro benar-benar memperhatikan kami, baik sebagai petani maupun manusia. Itulah alasan mengapa saya terus berkomitmen bermitra dengan Astra Agro,” tutup Sabar.
Direktur Astra Agro Lestari, Djap Tet Fa, dalam sambutannya pada acara Gathering Partnership Astra Agro di Bandung menyampaikan, sejak 2011, Astra Agro berkomitmen untuk tidak membuka lahan baru, sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai moratorium sawit.
“Selain peningkatan produktivitas melalui riset dan tata kelola perkebunan berkelanjutan, petani mitra berperan penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Hubungan perusahaan dan petani lebih dari sekadar transaksi bisnis, melainkan kemitraan strategis yang saling menguntungkan,” tegas Djap Tet Fa.
Melalui kemitraan ini, Astra Agro tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas petani seperti Sabar, tetapi juga membangun hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di sektor. (RN)