Gowa, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rendy warga Desa Lassa-lassa, Kecamatan Bontolempangan, kesehariannya sebagai pengrajin bambu yang dapat menghasilkan sejumlah produk kerajinan berkualitas.
Meski ia dikenal sebagai penyandang disabilitas, tak mematahkan semangatnya untuk terus berusaha menghidupi keluarganya sebagai seorang pengrajin bambu.
Kesehariannya menghasilkan produk-produk kerajinan dari olahan bambu juga dibantu istri tercintanya. Istrinya membantu menganyam, sementara Rendy yang membuat rangka produk, termasuk yang menyiapkan pilahan-pilahan bambu.
“Bapak Rendy ini patut dijadikan contoh, karena dia memiliki niat untuk terus bekerja keras demi keluarganya. Apalagi dalam menghasilkan produk kerajinan bambu ia kerjakan secara manual, misalnya saat memilah dan memotong bambu dia masih menggunakan parang,” ungkap Ketua TP PKK Kabupaten Gowa Priska Paramita Adnan.
Priska mengatakan, kedepan, untuk mendorong usaha yang dijalankan Rendy yang merupakan salah satu binaan TP PKK Desa Lassa-lassa, Kecamatan Bontolempangan, pihaknya akan memberikan bantuan berupa mesin pencacah bambu.
Diketahui, Rendy merupakan salah satu pengrajin olahan bambu yang memasarkan produk-produk olahannya melalui IKM Reina yang merupakan binaan PKK Desa Lassa-lassa.
Rendy saat ditemui di stand Desa Lassa-lassa pada pameran peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-47 Tingkat Kabupaten Gowa mengatakan, hasil kerajinan yang diolah dari bahan utama bambu ini masih dipasarkan di wilayah Kabupaten Gowa dan Makassar.
Sejumlah jenis kerajinan bambu yang diproduksi mulai dari topi petani, tempat tissue, tempat sarung, tempat sendok, gelas, vas bunga, tutup nasi dan kerajinan lainnya. Sementara, tingkat kerumitan dalam mengelola bambu menjadi produk kerajinan tergantung jenis produk tersebut.
“Yang paling rumit untuk dibuat itu tudung saji (penutup nasi). Dalam menganyam bambu menjadi produk kerajinan saya di bantu istri. Termasuk dalam memasarkan produk,” ujannya.
Ia mengungkapkan, untuk harga yang dibanderol pada setiap produk kerajinannya beranekaragam mulai dari Rp 50.000 hingga Rp450.000 sesuai dengan jenis dan tingkat kerumitan pengerjaan produk tersebut.
“Kami sangat senang adanya pameran seperti ini, karena dengan adanya pameran ini kita bisa memperlihatkan potensi daerah yang kami miliki kepada tamu-tamu yang datang,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan juga berkomitmen akan memberikan perhatian penuh dalam peningkatan pemberdayaan kepada para pelaku usaha kecil khususnya para pengrajin kesenian di wilayah Kabupaten Gowa.
Hal ini diungkapkan setelah melakukan kunjungan di setiap stand-stand pameran produk olahan pada peringatan HKG PKK ke-47 Tingkat Kabupaten Gowa, di Lapangan Desa Lassa-lassa, Kecamatan Bontolempangan, Selasa (24/12).
Ia mengatakan, pada pameran tersebut dirinya melihat banyak sekali pengrajin di tingkat kecamatan di wilayah Kabupaten Gowa yang dapat menghasilkan produk kerajinan berkualitas. Termasuk pengrajin dari anyaman bambu yang ada di Desa Lassa-lassa ini.
Olehnya, ia menginstruksikan agar pada 2020 mendatang seluruh SKPD maupun organisasi perangkat daerah (OPD) dapat membantu mereka dalam hal pemasaran produk-produknya.
“Saya minta mulai tahun depan SKPD dan OPD tidak boleh lagi membeli sovenir di Makassar untuk dijadikan cinderamata kepada tamu-tamu yang datang. Tetapi membeli kepada pengrajin yang ada di wilayah kita, utamanya pengrajin dari binaan PKK. IIni akan sangat membantu masyarakat kita dalam mewujudkan kesejahteraannya secara ekonomi,” ujarnya. (RLS/*)