Renungan Harian Katolik, Jumat 9 September 2022: Mungkinkah Seorang Buta Membimbing Orang Buta?

Renungan Harian Katolik hari ini, Jumat 9 September 2022 berjudul: “Mungkinkah Seorang Buta Membimbing Orang Buta?”.

Renungan Harian Katolik hari ini, Jumat 9 September 2022 dikutip dari halaman website renunganhariankatolik.org.

Bacaan Injil: Lukas 6:39-42

Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,:

“Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?

Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?

Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya.

Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?

Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, ‘Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu’, padahal balok dalam matamu tidak kaulihat?

Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

- Iklan -

Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 9 September 2022

Bapa surgawi akan merasa lebih gembira bila melihat anak-anak-Nya saling memperhatikan satu sama lain dalam kasih dan kerendahan hati.

Mengapa? Karena dalam pelayanan kita yang tanpa pamrih kepada sesama, maka kita sebenarnya mengikuti jejak Putera-Nya, Yesus.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Selasa, 29 Oktober 2024: Penggantian (Substitusi)

Namun yang seringkali muncul adalah bukan melayani melainkan bersikap menghakimi orang, angkuh dan menempatkan diri lebih baik daripada orang lain.

Yesus mengingatkan kita akan bahayanya ketidaksadaran akan keangkuhan kita.

Dia mengingatkan para murid-Nya untuk membuang “balok” yang ada di mata mereka sebelum mereka mencoba untuk mengeluarkan “serpihan kayu” yang ada di mata orang-orang lain.

Jadi, apakah yang harus kita lakukan untuk melayani? Yang jelas adalah kita harus menolong setiap orang yang kita rasa ditempatkan Allah dalam perjalanan hidup kita.

Namun pada saat yang sama, kita harus senantiasa memperkenankan Tuhan memeriksa hati kita dan memberikan kepada kita rahmat pertobatan dan kesembuhan yang lebih mendalam.

Lalu, manakala kita berada dalam posisi untuk melayani orang-orang lain – dalam keluarga, dalam paroki, dalam lingkungan, atau di tempat kerja dlsb. – maka marilah kita memusatkan pandangan kita pada sang Tersalib, Yesus Kristus.

Sebagai seorang hamba YaHWeH yang menderita, Yesus merangkul segala sakit serta kelemahan umat Allah, bahkan sampai mati di kayu salib.

Baca Juga:  Kisah Rasulullah di Akhir Hayatnya

Kasih Yesus begitu tidak mementingkan diri sendiri (tanpa pamrih) sehingga sampai detik ini pun kita tidak dapat melupakan doa yang diucapkan-Nya pada menit-menit terakhir sebelum wafat:

“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34).

Yesus yang sudah sekarat tidak memohon kepada Bapa-Nya agar orang-orang yang mendzolimi-Nya dihukum, melainkan menyampaikan sebuah doa permohonan pengampunan bagi mereka, artinya termasuk kita semua.

Yesus mengalahkan kegelapan dari “cinta-diri” dengan terang dari “pemberian-diri”-Nya.

Melalui Roh Kudus-Nya, Dia dapat memberdayakan kita untuk melakukan hal yang sama.

Doa Renungan Harian Katolik

Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu.

Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami.

Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU