Renungan Harian Katolik hari ini, Kamis 11 Agustus 2022 berjudul: “Mengampuni Tanpa Batas”.
Renungan Harian Katolik hari ini, Kamis 11 Agustus 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Fr. Valen Helyanan.
Pw S. Klara, Prw (P).
Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 – 19:1; atau dr RUybs.
Mengampuni merupakan kata yang lumrah kita dengar dalam kehidupan setiap hari.
Istilah ini memang sangat mudah untuk diucapkan, tetapi juga sangat sulit untuk dilakukan.
Salah satu teman saya pernah mengungkapkan kekecewaan terbesarnya karena masalah percintaan yang dialaminya.
Ia sempat ditinggalkan oleh pacarnya karena beberapa alasan yang tidak terlalu jelas.
Namun beberapa bulan kemudian, pacarnya ini kembali dan berharap untuk boleh balikkan.
Awalnya teman saya menolak, akan tetapi ia kemudian menerimanya dengan tujuan untuk membalaskan dendamnya karena pernah ditinggalkan.
Artinya, penerimaan kembali sang pacar untuk yang kedua kalinya ini sudah tidak lagi dengan niat murni seperti sedia kala.
Tetapi telah berubah menjadi aksi pelampiasan dan balas dendam.
Kisah demikian bukanlah kisah yang baru muncul di zaman ini.
Sebab sebenarnya perihal hidup dengan dendam dan tanpa pengampunan telah lama mewarnai sejarah hidup manusia.
Hal ini nampak sangat jelas dalam kisah Injil yang kita dengarkan hari ini.
Yesus dengan sangat tegas memperingatkan para murid-Nya agar tidak jenuh-jenuhnya mengampuni saudara atau pun siapa saja yang berbuat salah kepada mereka.
Yesus mau agar kita manusia juga memiliki kasih yang sama seperti yang ditunjukkan-Nya kepada kita.
Kasih yang sabar, kasih yang mengampuni dan yang tidak menyimpan kesalahan orang lain (Bdk. 1 Kor, 13:4-7).
Sebab dengan memiliki kasih yang sedemikian, kita dituntun untuk tidak berlaku seperti para hamba yang kejam yang tidak dapat mengampuni temannya sehingga harus diserahkan kepada para algojo agar utang-utang mereka boleh dilunasi.
Yesus memberikan gambaran secara langsung bagaimana pengampunan itu mesti dilaksanakan.
Bahkan lebih jauh, Ia menunjukkan bagaimana cara untuk mengampuni itu, dengan mendoakan mereka yang menganiaya-Nya di kayu salib.
Masalah yang sama pula digambarkan dengan cara lain dalam bacaan pertama hari ini.
Dengan kasih-Nya, Allah berusaha mengampuni salah dan dosa yang diperbuat orang-orang Israel, sehingga Ia memberikan suatu perumpamaan dan peringatan melalui Nabi Yehezkiel.
Perumpamaan yang menegaskan agar mereka tidak lagi berkhianat dan tidak berlaku curang, agar murka Tuhan tidak menimpa mereka.
Suatu gambaran umum tentang begitu besarnya kasih Allah itu, sehingga pengampunan dan belas kasihnya tidak pernah ada batas.
Walaupun bangsa Israel selalu melanggar perjanjian mereka, tetapi mereka selalu mendapat kesempatan untuk boleh berbenah dan berubah.
Hari ini, kita memperingati Peringatan Wajib Santa Klara, seorang biarawan dari asisi yang juga digelari perawan.
Cara hidupnya yang taat dan sangat menghayati hidup miskin kiranya juga memotivasi kita untuk dapat hidup baik sesuai kehendak Allah, terutama dalam perihal mengampuni.
Agar dengan demikian, kasih Allah semakin tersebar ke seluruh dunia.
“Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali, kalian harus mengampuni” (Mat. 18:22).
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami di surga, terima kasih atas segala cinta dan rahmat-Mu. Semoga kami semakin terbuka dalam mengampuni dan memaafkan saudara-saudari kami. Amin.