Renungan Harian Katolik, Kamis 14 April 2022 berjudul: “Tuhan adalah Kasih“.
KAMIS PUTIH (P). E Peringatan Perjamuan Tuhan; BcE Kel. 12:1-8, 11-14; Mzm. 116:12-13, 15-17bc, 17-18; 1 Kor. 11:23-26, Yoh. 13:1-15
Renungan Harian Katolik, Kamis, 14 April 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Fr. Delviano Kapele.
Sahabat terkasi, dalam hidup harian, kita sering bertemu dengan kasih dan cinta. Dua hal ini adalah sesuatu yang sangat membahagiakan.
Kasih dan cinta membuat manusia nyaman, aman, damai dan bahagia dalam hidup. Satu rahasia penting yang perlu anda ketahui bahwa Allah adalah sumber dari kasih dan cinta tersebut.
Sudahkah kita melihat kasih Allah dalam setiap cerita dan kisah yang kita alami setiap hari?
Hari ini bacaan-bacaan kitab suci menyajikan bagi kita, peristiwa-peristiwa yang menghadirkan bukti bahwa Allah sungguh mencintai manusia.
Sejak zaman bangsa Israel, Allah selalu memancarkan kasih-Nya dengan berusaha untuk membebaskan Israel dari bangsa Mesir.
Bacaan pertama hari ini mengisahkan tentang bangsa Israel yang diperintah Allah supaya menandai rumah mereka dengan darah kurban agar terluput dari maut.
Lewat darah kurban yang menandai rumah bangsa Israel Allah menyelamatkan manusia karena kasih-Nya yang begitu besar
Kurban keselamatan itu kembali hadir dalam peristiwa inkarnasi, Allah yang menjadi manusia yaitu Tuhan Yesus Kristus kemudian pada malam sebelum menderita, sengsara dan wafat, Ia menunjukan cinta kasih-Nya bagi umatnya khususnya bagi para murid.
Dengan memecahkan roti dan memberikannya kepada para murid serta membasuh kaki para murid, Yesus memperlihatkan arti cinta yang sesungguhnya yaitu merendah diri dan melayani sesama.
Tindakan Yesus pada malam perjamuan terakhir benar-benar memperlihatkan Allah sebagai sumber kasih.
Sahabat sekalian, meskipun sedemikian besarnya kasih Allah, tak jarang kita buta terhadap besarnya kasih Allah dalam setiap peristiwa hidup kita.
Kita sering menjadi seperti Yudas yang menyangkal Yesus atau pun seperti Petrus saat Yesus membasuh kakinya.
Saat itu Petrus tidak membuka mata hatinya dalam melihat makna dari perbuatan kasih Yesus.
Bahkan kemudian kebutaan tersebut berujung pada penyangkalan Petrus terhadap Yesus. Seperti Petrus, kita seringkali tidak menyadari kehadiran dan cinta Allah dalam hidup ini.
Nafas kehidupan, berkat ekonomi, jabatan dan status seringkali tidak kita syukuri. Sebaliknya kita mengejar semuanya itu dengan ambisi dan ego yang tinggi.
Oleh karena itu sahabat terkasih, di hari yang suci ini, marilah kita membaharui iman dan kepercayaan kita serta membuka mata kita terhadap besarnya cinta Tuhan bagi kita.
Hendaknya dalam setiap perayaan ekaristi yang kita ikuti, kita selalu mengenangkan peristiwa kasih dari Yesus yang rela berkorban demi kita yang berdosa ini.
Hendaklah kita menyadari bahwa Tuhan selalu mencintai kita hingga dengan demikian kita pun dipanggil membagi kasih Tuhan bagi sesama kita dalam hidup harian kita.
Sahabat terkasih, jangan lupa bersyukur, jangan lupa mencinta dan jangan lupa bahagia
“Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Ku perbuat kepadamu” (Yoh 13:15)
Doa:
Ya, Bapa bukalah mata hatiku, supaya aku dapat melihat besarnya kasih-Mu dalam setiap cerita yang kualami dalam hidup ini. Amin