Renungan Harian Katolik Rabu 15 Maret 2023: Ia Datang Bukan untuk Meniadakan, Melainkan untuk Menggenapi

Renungan Harian Katolik hari ini, Rabu 15 Maret 2023 berjudul: “Ia Datang Bukan untuk Meniadakan, Melainkan untuk Menggenapi”

Renungan Harian Katolik hari ini, Rabu 15 Maret 2023 dikutip dari halaman website thekatolik.com.

Renungan Harian Katolik Rabu 15 Maret 2023

Renungan Harian Katolik Rabu 15 Maret 2023 ini kita merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci dan Bacaan Injil hari ini Rabu 15 Maret 2023. Dalam Bacaan Injil Hari ini Matius 5:17-19 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, Janganlah menyangka bahwa Ia datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi.

Ia datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Bagi kita jelas apa yang perlu dilakukan untuk menghidupi sabda hari ini: “siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”

Bisa jadi kita membayangkan-nya ada sekian ratus hukum yang harus dijalankan.

Ada sekian pasal yang harus di-hafal, maka bisa menjalankan. Maka seperti terasa berat untuk menjalankannya.

Jangankan menjalankan, memikirkan-nya saja kita sering kali tidak mau dan tidak mampu.

Jika berpikiran demikian, sabda ini berhenti hanya sebagai tulisan yang dibacakan saat ibadat atau ekaristi.

- Iklan -
Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 31 Oktober 2024: Ujian Iman

Tetapi sebenarnya kita juga ingat persis bahwa rangkuman dari hukum taurat itu ialah hukum kasih.

Jika aturan taurat itu membatasi, aturan kasih itu membebaskan.

Kasih tidak mengenal usia, tidak mengenal tempat, tidak mengenal syarat-syarat yang sering kali menghambat aturan.

Kasih itu bisa dilakukan siapa saja, dimana saja, kepada siapa saja, dan dalam wujud apa saja.

Kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama menjadi rangkuman dari Taurat. Itulah hukum baru yang diberikan oleh Yesus.

Maka kita bisa yakin benar bahwa ketika kita mampu melakukannya dengan total, maka Kerajaan Sorga tidak jauh dari kita.

Hanya saja masalahnya adalah jangankan sampai total, untuk berpikir sedikit tentang kasih saja kita sudah mempunyai se-gudang syarat.

Saya mau mengasihi dia tetapi dengan syarat. Memang wujudnya kasih, niatnya juga kasih. Tetapi itu bukan kasih yang Yesus kehendaki.

Kasih yang benar adalah tanpa syarat. Saya mau mengasihi karena saya adalah murid Kristus.

Di-situ-lah letak keagungan kasih. Tetapi disitu pula terletak kelemahan manusiawi yang paling dalam. Sering kali kita kehilangan dan merasa kurang kasih.

Baca Juga:  Larangan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain

Maka yang keluar dari diri kita pun juga bukan kasih yang sesungguhnya. Apalagi semenjak dengan adanya wabah covid-19.

Kita menjadi semakin jauh dengan yang lain, ada begitu banyak sekat dan batas yang membuat kita curiga kepada yang lain.

Demi melindungi diri, kita tidak ikut ambil bagian dalam kebersamaan. Virus ini menjadikan kita seperti tidak berdaya.

Di satu sisi kita perlu menjaga diri, tetapi di sisi lain kita juga perlu tidak gentar untuk menghadapinya. Jangan sampai virus ini menjadikan kita tumpul akan rasa kasih.

Tetapi semoga peristiwa ini semakin mem-pertajam aura kasih yang kita miliki.

Dalam situasi seperti ini kita ditantang untuk tetap berani mengasihi.

Lebih-lebih iman kita juga ditantang untuk mampu bertahan atau meleleh dan habis.

Doa Penutup

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, dalam masa Pra-paskah ini kami Kau-bimbing dan Kau-ajar dengan Sabda-Mu.

Semoga dengan berpantang, kami berbakti kepada-Mu dengan sepenuh hati dan dalam doa bersatu sebagai umat-Mu.

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU