Renungan Harian Katolik, Rabu 20 April 2022 berjudul: “Pengharapan Sejati“.
HARI RABU DALAM OKTAF PASKAH (P).
BcE Kis 3:1-10; Mzm 105:1-2.3-4.6-7; Luk 24:13-35.
Renungan Harian Katolik, Rabu 20 April 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Fr Dandi Papoto.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin pernah mengalami “perjalanan-perjalanan menuju Emaus”.
Terkadang kita galau, putus asa dan kehilangan semangat ketika impian dan harapan tidak sejalan dengan kenyataan.
Kenyataan hidup merupakan perjalanan yang tidak selalu mulus dan lurus karena nyatanya dalam hidup persoalan dan tantangan senantiasa ada, ibarat jalan yang terjal dan berbatu.
Persoalan dan tantangan itu terkadang bisa membuat kita tidak sanggup lagi untuk mengisi kehidupan ini dengan semangat baru, karena pengalaman kepahitan dan kegagalan.
Kita lupa bahwa segala sesuatu masih bisa di perbaiki, asal saja kita berani membuka diri.
Injil hari ini mengisahkan bagaimana Yesus menampakkan diri kepada dua orang yang berjalan menuju ke Emaus.
Perjalanan dua murid Yesus ke Emaus adalah sebuah perjalanan iman. Mereka mewakili orang-orang yang kehilangan harapan, sebab cita-cita dan harapan serta impian yang mereka gantungkan pada Yesus berakhir pahit; karena Yesus wafat di salib.
Dalam perjalanan iman, kita terkadang akan diperhadapkan dengan kesedihan, kekecewaan dan pergumulan-pergumulan hidup lainnya sama seperti kedua murid itu.
Akan tetapi Tuhan tidak akan membiarkan kita terus berlarut dalam kesedihan. Peristiwa kebangkitan dan perjumpaan Yesus dengan dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus menolong kita untuk memaknai peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus secara khusus.
Perjalanan ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan hadir di setiap pergumulan hidup kita. Bahkan saat kita tidak ada harapan lagi.
Di saat kita berada dalam penderitaan dan kekecewaan yang tidak akan pernah luput atau hilang dari kehidupan kita, Tuhan Yesus juga selalu ada beserta kita.
Mungkin kita akan sedih, kecewa, kesulitan, tetapi kita tidak perlu terus berlarut dalam rasa takut, khawatir dan gentar, sebab pengharapan sejati berasal dari Allah.
Ingatlah!: Tuhan hadir memberikan harapan kepada orang yang setia dan membuka diri serta hati pada tuntunan-Nya.