Renungan Harian Katolik hari ini, Sabtu 6 Agustus 2022 berjudul: “Dialah Putera-Ku! Dengarkanlah Dia!”.
Renungan Harian Katolik hari ini, Sabtu 6 Agustus 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Pst. Julius Salettia Pr.
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya (P)
Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Luk. 9:28b-36.
Ada orang yang bertanya, “Di mana dan kapan Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Allah?” Pertanyaan demikian dipakai sebagai senjata untuk menyerang setiap orang yang menerima pengakuan Iman Kristen bahwa Yesus adalah Allah dan Tuhan.
Berhadapan dengan pertanyaan demikian banyak orang Kristen yang bingung, karena tak mampu memberi jawaban yang menunjukkan dasar pengakuan imannya.
Syukurlah ada orang yang bertanya seperti itu, sehingga setiap orang Kristen dipaksa untuk menyadari pentingnya komitmen personal dalam mendalami pengakuan imannya bahwa Yesus adalah Allah dan Tuhan.
Setiap orang dituntut menjadi pengaku iman yang sadar dan memiliki pengetahuan dan pengenalan akan Yesus yang ia imani sebagai Allah dan Tuhannya.
Dengan demikian ia semakin mampu menjawab setiap pertanyaan tentang iman yang diakuinya.
Hari ini, pada Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya, bacaan Injil Lukas menyatakan bahwa Allah Bapa sendiri yang memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Putera kesayangan-Nya, dan meminta para murid yang hadir agar mendengarkan Dia.
Dalam kesaksian dari Bapa dinyatakan bahwa Yesus itu berasal dari Allah, “Dia adalah anak-Ku!”.
Firman ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya manusia yang diangkat oleh Allah menjadi anak-Nya, sebagaimana para raja dan umat Israel pada umumnya.
Firman ini menunjuk kebenaran hakiki bahwa Ia adalah Anak-Ku menurut asal-Nya, hakikat diri-Nya dan kuasa-Nya serta sabda dan karya-Nya (Yoh. 10: 36-38).
Yesus menegaskan kebenaran tersebut kepada para murid-Nya dengan berkata: “Aku dan Bapa adalah satu!” Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku! Aku tidak berkata dari diri-Ku sendiri, semua yang Kudengar dari Bapa itulah yang Kukatakan kepada-Mu.
Aku tidak mengerjakan sesuatu dari diri-Ku sendiri (Yoh. 14: 10-11).
Aku tidak mengerjakan apapun kalau Aku tidak melihat Bapa mengerjakan-Nya (Yoh. 5: 30).
Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku (Yoh. 16: 15).
Dialah Putera-Ku! Kesejatian atau originalitas Yesus sebagai Putera Allah pertama-tama terletak pada asal-usul-Nya, Ia lahir dari Bapa (Yoh. 8: 23. 42).
Namun lebih dari asal-usul-Nya dan hakekat diri-Nya, serta kuasa yang Ia miliki, kesejatian Yesus sebagai Putera Allah dinyatakan kepada manusia melalui kesatuan-Nya dengan Bapa dalam Sabda dan Karya-Nya (Yoh. 8: 28-29).
Itulah sumber dan hakikat kemuliaan yang memancar dari dalam diri-Nya melalui wajah dan pakaian-Nya yang tidak berasal dari dunia ini.
Demikianlah menjadi nyata bahwa kemuliaan Yesus itu memancar dari hakikat diri dan perutusan-Nya sebagai Putera kesayangan Bapa.
Kemuliaan yang menancar menandai diri-Nya dalam rupa manusia berkat ketaatan dan kesetiaan pada hakikat diri dan perutusan sebagai Putera.
Panggilan menjadi putera-puteri Allah Yang Benar. Pesta hari ini menghadirkan panggilan Allah bagi segenap manusia untuk menjadi putera-puteri Allah yang sejati: “Dialah putera kesayangan-Ku, dengarkanlah Dia!” Datang, mendengar dan melakukan apa yang dikatakan dan dikerjakan Yesus adalah jalan menjadi anak-anak Allah.
Banyak dari kita baru menjadi pendengar, bahkan ada juga yang sulit menjadi pendengar. Namun menjadi pendengar dan pelaku Sabda adalah kuasa yang memformat anak-anak manusia menjadi putera-puteri Allah.
Untuk menjadi putera-puteri Allah yang sejati, kita perlu belajar menjadi pendengar yang fokus dan pelaku pekerjaan Allah yang tekun.
Dimana dan dari siapa kita dapat mendengarkan suara Tuhan Yesus?
Dalam masyarakat berseliweran para pemimpin agama, imam, guru, penginjil, pengkotbah, pendakwa, pastor dan gembala.
Kita doakan agar semuanya menjadi pengajar dengan mulut bersih dan menjadi teladan dalam pelaksaan karya Allah serta figur pemilik keluhuran hati dan budi yang memancarkan kemuliaan Allah.
Agar dengan budi yang berpikir, hati yang berzikir serta tangan yang mengukir kehendak dan pekerjaan Allah, setiap orang dapat membungkam bibir para pencibir dan menghalau pasukan para penyihir serta mengusir dan menyingkirkan pasukan iblis ke dalam tubir.
“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” (Luk. 9:35).
Marilah berdoa:
Ya Tuhan Allah kami, buatlah kami besukacita mendengarkan Sabda Putera-Mu dan bertekun melaksanakannya. Agar hidup kami menampakkan kemuliaan-Mu dan kami selalu berbahagia dalam hidup dan karya bersama Kristus, sebagai putera-puteri-Mu. Amin.