Renungan Harian Kristen hari ini, Kamis, 25 Juli 2024 berjudul: Apakah Saya Sungguh Berbahagia Seperti yang Dimaksudkan Yesus?
Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Kitab Matius 5:3-11
Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Apakah Saya Sungguh Berbahagia Seperti yang Dimaksudkan Yesus?
Matius 5:3-11 – 5:3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Pengantar:
Khotbah di Bukit, “Berbahagialah”, yang terkenal itu, kata renungan hari ini, mungkin tampak hanya berupa aturan-aturan yang indah dan menyenangkan bagi beberapa orang, dan sepertinya sangat sedikit manfaat praktisnya di dunia yang kaku ini. Akan tetapi, ucapan-ucapan tersebut sesungguhnya berisi “dinamit” Roh Kudus, yang akan mengerjakan aksinya bila situasi hidup kita mendapat tempat untuk itu.
Renungan Harian Kristen, Kamis, 25 Juli 2024
Ketika kita pada mulanya membaca pernyataan-pernyataan Yesus (dalam Khotbah di Bukit) “Berbahagialah”, tampak sederhana dan tidak ada yang mengejutkan. Namun, tanpa sadar pernyataan itu masuk ke dalam pikiran bawah sadar kita.
Misalnya, pernyataan “Berbahagialah,” pada mulanya tampak hanya berupa aturan-aturan yang indah dan menyenangkan bagi orang yang terlalu rohani dan sepertinya tidak berguna (overly spiritual and seemingly useless people), dan sepertinya sangat sedikit manfaat praktisnya di dunia yang kaku, tempat kita hidup ini.
Namun, ada saat ketika kita tiba-tiba mendapati bahwa pernyataan Berbahagialah ini berisi “dinamit” Roh Kudus. Dan ucapan-ucapan Berbahagia itu “meledak” bila situasi hidup kita mendapat tempat untuk itu.
Bila Roh Kudus mengingatkan kita pada salah satu ucapan “Berbahagialah ini, kita berkata, “Alangkah mencengangkan pernyataan ini!” Kemudian kita harus memutuskan apakah kita bersedia menerima gejolak rohani besar yang akan timbul dalam situasi kita jika kita mematuhi firman-Nya.
Itulah cara Roh Allah bekerja. Kita tidak usah dilahirkan kembali untuk menerapkan Khotbah di Bukit secara harfiah. Tafsiran harfiah dari Khotbah di Bukit itu semudah permainan anak-anak. Akan tetapi, interpretasi Roh Allah pada saat Dia menerapkan pernyataan-pernyataan Tuhan pada situasi kita itu merupakan karya yang sangat keras, strict dan sulit bagi seorang percaya.
Ajaran-ajaran Yesus semua terasa di luar proporsi bila kita dibandingkan dengan cara lahiriah kita memandang segala sesuatu, dan pada mulanya ajaran-ajaran tersebut datang dengan menimbulkan kegelisahan yang membuat kita heran. Dalam hal ini, kita, langkah demi langkah harus menyesuaikan jalan dan hubungan kita dengan ajaran Yesus Kristus pada saat Roh Kudus menerapkannya pada situasi kita.
Khotbah di Bukit bukanlah seperangkat aturan dan ketetapan, tetapi gambaran kehidupan yang akan kita hayati bila Roh Kudus tidak terkendala dalam diri kita.
Demikian Renungan hari ini, Kamis, 25 Juli 2024 diambil dari Kitab yang mengisahkan tentang Apakah Saya Sungguh Berbahagia Seperti yang Dimaksudkan Yesus? dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.