Renungan Harian Kristen, Rabu 24 Agustus 2022: Penyelidikan Rohani

Renungan Harian Kristen hari ini, Rabu 24 Agustus 2022 berjudul: Penyelidikan Rohani.

Bacaan untuk Renungan harian Kristen hari ini diambil dari Matius 7:9

Renungan harian kristen hari ini mengisahkan tentang Penyelidikan Rohani.

Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti? (Matius 7:9)

Intro: Mengapa kita berdoa, tetapi tidak mendapatkan? Renungan hari ini menegaskan, barangkali ada yang tidak beres dalam hubungan atau relasi kita dengan orang lain — mungkin dengan anak-anak kita, kerabat kita, atau sahabat kita.

Kita perlu menyelidiki nya dengan jujur. Dikatakan, tidak ada gunanya berdoa, kalau kita tidak hidup seperti anak-anak Tuhan.

Renungan:Ilustrasi doa yang dipakai Tuhan di sini ialah tentang seorang anak yang baik yang meminta sesuatu yang baik.

Kita banyak kali berbicara tentang doa seolah-olah Allah mendengar kita tanpa menghiraukan relasi kita dengan Dia dan sesama kita (lihat Matius 5:45).

Jangan sekali-kali berkata bahwa adalah bukan kehendak Allah untuk memberi Anda apa yang Anda minta.

- Iklan -

Jangan jemu dan menyerah, tetapi carilah penyebab Anda tidak menerima. Adakah hubungan Anda baik dengan pasangan Anda, dengan anak-anak Anda dan dengan rekan-rekan Anda?

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Selasa, 26 November 2024: Fokus Utama Kuasa Rohani

Apakah Anda “anak yang baik” dalam hubungan dengan mereka tersebut? Adakah Anda memaksa Tuhan dengan berkata, “Aku telah tersinggung dan jengkel, tetapi aku masih menginginkan berkat-berkat rohani?”

Anda tidak dapat menerima dan tidak ada urusan dengan berkat-berkat tersebut, sebelum Anda mempunyai sikap seorang “anak yang baik”.

Kita keliru kalau kita “mengotot” dan mendebat Allah dan bukannya menyerah. Kita menolak untuk menerima kesalahan kita.

Adakah saya memohon Allah memberkati saya di bidang keuangan, sedangkan saya tidak setia atau menolak untuk melunasi utang saya?

Adakah saya memohon kemerdekaan kepada Allah, sedangkan saya menahan kemerdekaan seseorang pada hal-hal itu ada di tangan saya?

Adakah saya menolak untuk mengampuni seseorang dan adakah saya bersikap tidak baik terhadap orang yang bersangkutan?

Sudahkah saya hidup sebagai anak Allah di antara kerabat dan sahabat saya? (lihat Matius 7:12).

Saya menjadi anak Allah hanya karena kelahiran baru, dan sebagai anak-Nya saya baik hanya jika saya “hidup di dalam terang” (1 Yohanes 1:7).

Bagi kebanyakan kita, doa hanyalah merupakan ungkapan keagamaan yang sepele dan tidak penting, urusan persekutuan dengan Allah yang bersifat gaib dan emosional.

Baca Juga:  Memahami Makna Adven, Masa Persiapan Menyambut Natal

Kita banyak kali menciptakan kabut rohani yang membutakan penglihatan kita. Akan tetapi, jika kita menyelidiki dan memeriksa diri kita dengan jujur, kita akan melihat dengan jelas ada yang tidak beres — mungkin dalam persahabatan, utang yang tidak dibayar, sikap yang tidak benar, dan lain-lain.

Tidak ada gunanya berdoa kalau kita tidak hidup seperti anak-anak Tuhan. Kemudian Yesus berkata, mengenai anak-anak-Nya,”Setiap orang yang meminta, menerima...” (Matius 7:8).

Catatan: Dalam alinea ketiga, terdapat kalimat: Adakah saya memohon kemerdekaan kepada Allah, sedangkan saya menahan kemerdekaan seseorang pada hal-hal itu ada di tangan saya? (Usulan saya, perhatikan kata “hal-hal” di sana.

Apakah maksudnya adalah: 1) Adakah saya memohon kemerdekaan kepada Allah, sedangkan saya menahan kemerdekaan seseorang, padahal hal itu ada di tangan saya? Atau;

2) Adakah saya memohon kemerdekaan kepada Allah, sedangkan saya menahan kemerdekaan seseorang pada hal-hal itu ada di tangan saya?)

Demikian Renungan harian Kristen hari ini Rabu 24 Agustus 2022 diambil dari Matius 7:9 mengisahkan tentang Penyelidikan Rohani.

Sumber: Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU