Renungan Harian Kristen hari ini, Rabu 8 Juni 2022 berjudul: “Perumpamaan Anak yang Hilang“.
Renungan harian Kristen Rabu 8 Juni 2022 kali ini yakni perumpamaan anak yang hilang.
Renungan harian kristen hari ini diangkat dari kisah injil Lukas 15:11-32
Renungan harian kristen ini mengisahkan dan menggambarkan tentang kisah hidup manusia yang pergi jauh dari Kasih Allah dan jatuh ke dalam dosa.Namun melalui perumpamaan ini kita juga bisa mengenal sifat Allah yang penuh kasih dan pengampunan.
Pertanyaan refleksi buat kita saat ini adalah apakah kita juga adalah salah satu dari anak yang hilang itu?
Perumpamaan yang Yesus gambarkan mengenai anak yang hilang merupakan sebuah gambaran hidup kita lebih menyukai hidup dengan dominasi jauh dari kasih dan kebenaran.
Kita saat ini yang hidup dengan dominasi orang tua selalu ingin hidup bebas dan selalu berkeinginan hidup agar bisa lepas dari pengawasan serta bisa menggunakan hak kita berkaitan kebebasan dan harta.
Apakah kita yang saat ini dikatakan sebagai Anak Tuhan, menjadi pengikut model seperti anak yang diumpamakan oleh Yesus?
Berharap kita sebagai seorang kristen bukan termasuk dalam model seperti pola hidup anak yang hilang itu.
Namun sayangnya, banyak orang Kristen yang hidup di antara kita tidak merasa dirinya masuk kategori sebagai yang hilang.
Karena ada pendasaran yang kuat bahwa anak yang hilang merupakan mereka yang meninggalkan gereja dan hidup dalam hingar bingar duniawi.
Namun, pemahaman itu sudah jauh sekali dari makna yang sebenarnya.
Meninggalkan semua kebaikan yang Allah berikan dan lebih memilih menjatuhkan diri ke dalam dosa.
Namun bacaan harian hari ini jauh lebih mendalam mengisahkan bagaimana sifat Allah yang sebenarnya.
Sebenarnya bahwa Allah memberikan kita setiap kesempatan untuk bisa kembali kepadaNya melalui pertobatan.
Pertobatan yang Tuhan kehendaki lebih dari itu, yaitu kita sungguh-sungguh memberi diri hidup dalam penguasaan Tuhan dan kendali Roh Kudus sepenuhnya.
Perlu kita sadar bahwa, sejauh kita masih hidup menurut kehendak diri kita sendiri kita sudah termasuk golongan sebagai anak yang hilang, meski secara lahiriah tampak beribadah.
Ciri yang jelas dari seorang yang dikatakan terhilang adalah kita atau mereka yang selalu saja menggunakan waktu, tenaga, uang, dan apa yang dimiliki sesuka hati untuk kepentingan diri sendiri dan menurut selera sendiri, bukan menurut kehendak Tuhan.
Bertobat merupakan salah satu cara terbaik agar bisa mendekatkan diri dengan kasih Allah lagi.
Bertobat dengan sungguh-sungguh dengan memberikan diri dan jiwa seutuhnya kembali kepada Bapa di Surga.
Demikian renungan harian kristen Rabu 8 Juni 2022 perumpamaan anak yang hilang.