Renungan Harian Kristen, Senin, 29 Juli 2024: Melihat Yesus di Awan Kehidupan

Renungan Harian Kristen hari ini, Senin, 29 Juli 2024 berjudul: Melihat Yesus di Awan Kehidupan

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Wahyu 1:7

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Melihat Yesus di Awan Kehidupan

Wahyu 1:7 – Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

Pengantar:

Renungan hari ini mengatakan bahwa awan-awan dukacita, yaitu penderitaan, sering datang dalam kehidupan kita. Yang kita rasakan benar-benar tampak berkontradiksi dengan kedaulatan Allah (yang berkuasa, yang mengasihi, dll.). Namun, melalui awan-awan ini, Roh Allah mengajar kita dalam iman. Dan, yang penting apakah kita tetap melihat Yesus dalam awan-awan tersebut?

Renungan Harian Kristen, Senin, 29 Juli 2024

Dalam Alkitab, awan-awan selalu dikaitkan dengan Allah. Awan-awan adalah dukacita, penderitaan atau situasi kemujuran (providential circumstances), di dalam atau di luar kehidupan pribadi kita, yang benar-benar tampak berkontradiksi dengan kedaulatan Allah. Namun, adalah melalui awan-awan ini Roh Allah mengajar kita cara berjalan dengan iman. Jika awan-awan tidak pernah ada dalam hidup kita, kita tidak akan mempunyai iman. “Awan adalah debu kaki-Nya” (Nahum 1:3). Awan-awan itu menandai bahwa Allah hadir.

Baca Juga:  Kisah Rasulullah di Akhir Hayatnya

Hanyalah pengungkapan yang membuat kita dapat mengetahui bahwa dukacita, perkabungan dan penderitaan sebenarnya adalah awan-awan yang datang bersama Allah! Allah tidak dapat datang mendekati kita tanpa awan-awan — Dia tidak datang dalam langit cerah bersih tanpa awan.

Tidaklah benar untuk mengatakan bahwa Allah ingin mengajarkan sesuatu di dalam pencobaan kita. Melalui setiap awan yang didatangkan-Nya, Dia ingin kita belajar melupakan atau melepas (unlearn) sesuatu. Maksud Allah menggunakan awan ialah untuk “menyederhanakan” kepercayaan kita sampai hubungan kita dengan Dia sama seperti yang ada pada seorang anak kecil — hanya hubungan antara Allah dan jiwa kita sendiri, sedangkan orang lain hanya bagaikan bayang-bayang. Sebelum orang lain menjadi bayang-bayang bagi kita, maka sesekali awan dan kegelapan akan menjadi bagian kita.

- Iklan -

Apakah hubungan kita dengan Allah menjadi semakin sederhana dibanding sebelumnya?

Ada kaitan antara situasi “kemujuran aneh” (strange providential) yang diizinkan Allah dengan hal yang kita ketahui tentang Dia, dan kita harus belajar untuk mengerti akan rahasia kehidupan menurut terang pengetahuan kita tentang Allah.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 19 Desember 2024: Fokus Pemberitaan Kita

Sebelum kita dapat berhadapan langsung dengan fakta kehidupan yang terdalam dan paling gelap tanpa merusak pandangan kita tentang sifat Allah, maka kita sesungguhnya belum mengenal Dia.

“Ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka” (Lukas 9:34). Adakah orang lain, kecuali Yesus dalam awan Anda? Jika demikian, keadaan akan menjadi semakin gelap sampai Anda masuk di tempat di mana “tidak ada seorang pun, kecuali Yesus” (lihat Markus 9:8; lihat juga ayat 2-7).

Catatan: Ada bagian yang sulit dimengerti dalam “My Utmost” hari ini, mungkin karena kedalaman materinya, sehingga memang tidak mudah ditangkap. Pertama pengertian “strange providential” (yang kita coba terjemahkan sebagai “kemujuran aneh”) yang diizinkan oleh Allah”. Kedua, pengertian “sebelum orang lain menjadi bayang-bayang (shadows) bagi kita”. Please, any comment? (Admin)

Demikian Renungan hari ini, Senin, 29 Juli 2024 diambil dari Wahyu 1:7 yang mengisahkan tentang Melihat Yesus di Awan Kehidupan dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU