Resmi Berpisah, Ini Rangkuman Perjalanan STY bersama Timnas Indonesia

Perjalanan Shin Tae-yong (STY) bersama Timnas Indonesia adalah kisah yang penuh tantangan, keberhasilan, dan kontroversi. Pelatih asal Korea Selatan ini memulai tugasnya sebagai pelatih kepala pada akhir 2019 dan menghabiskan waktu yang cukup panjang bersama timnas, meskipun ada berbagai dinamika di sepanjang jalan.

Berikut adalah rangkuman perjalanan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia:

Awal Penunjukan (2019)
Shin Tae-yong diumumkan sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019, menggantikan Bima Sakti yang sempat menjabat sementara. Penunjukan ini membawa harapan baru bagi sepak bola Indonesia, dengan Shin Tae-yong yang memiliki pengalaman melatih tim nasional Korea Selatan, termasuk membawa mereka ke Piala Dunia 2018 di Rusia.

Pandemi COVID-19 dan Penundaan Kompetisi (2020-2021)
Keberadaan STY sempat terhambat akibat pandemi COVID-19, yang menyebabkan penundaan berbagai turnamen internasional dan kompetisi domestik. Meskipun demikian, Shin Tae-yong terus memantau perkembangan pemain muda Indonesia dan memperkenalkan metode latihan yang lebih modern serta disiplin yang ketat. Pada periode ini, pertandingan internasional yang bisa diikuti Timnas Indonesia sangat terbatas.

Kualifikasi Piala Dunia 2022 (2020-2022)
Shin Tae-yong memulai kiprahnya dengan kualifikasi Piala Dunia 2022. Meskipun Timnas Indonesia gagal lolos ke putaran final, langkah-langkah yang diambil oleh Shin Tae-yong menunjukkan perkembangan dalam cara bermain tim.

Meskipun Indonesia gagal meraih kemenangan, tim terlihat lebih terorganisir, dan ada perbaikan dalam aspek permainan yang lebih modern. Namun, Timnas Indonesia tetap hanya mampu meraih satu kemenangan dari 10 pertandingan, yakni melawan Thailand pada Desember 2021 di babak kedua kualifikasi.

Piala AFF 2020 (Desember 2021 – Januari 2022)
Di turnamen Piala AFF 2020, yang digelar pada Desember 2021 hingga Januari 2022, Shin Tae-yong membawa Indonesia ke final untuk pertama kalinya sejak 2016. Indonesia tampil impresif sepanjang turnamen, meskipun akhirnya harus puas dengan status runner-up setelah kalah dari Thailand dengan skor agregat 6-2 di final. Meskipun demikian, pencapaian ini menjadi bukti bahwa Shin Tae-yong telah berhasil meningkatkan kualitas permainan Timnas Indonesia.

Baca Juga:  Polemik Pemecatan Shin Tae-Yong DPR Siap Tanya PSSI

Piala Asia 2023 (2024)
Piala Asia 2023 yang dijadwalkan pada tahun 2024 menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan STY. Setelah melalui perjalanan panjang dan persiapan yang matang, Indonesia berhasil lolos ke Piala Asia 2023 yang digelar di Qatar. Ini adalah pencapaian yang sangat berarti bagi sepak bola Indonesia, mengingat negara ini terakhir kali tampil di Piala Asia pada 2007.

Namun, meskipun ada optimisme mengenai kemampuan Indonesia di Piala Asia, hasil di turnamen tersebut tetap belum memuaskan bagi sebagian pihak. Timnas Indonesia kalah dari tim-tim unggulan, dan performa tim masih belum konsisten.

Pengembangan Pemain Muda dan Gaya Permainan
Salah satu warisan besar yang ditinggalkan Shin Tae-yong adalah fokus pada pengembangan pemain muda. Ia terus memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk tampil di level internasional, dengan menekankan pentingnya kerja keras, disiplin, dan taktik yang rapi.

Pemain-pemain muda seperti Witan Sulaeman, Ramadhan Sananta, Elkan Baggott, dan Marinus Wanewar menjadi bagian penting dalam skuad yang dilatih Shin.

Shin Tae-yong juga menerapkan gaya permainan yang lebih cepat, mengutamakan transisi cepat antara pertahanan dan serangan, serta permainan yang lebih terstruktur. Meskipun begitu, sistem permainan ini kadang masih terkesan belum sempurna, terutama dalam beberapa pertandingan penting.

Kontroversi dan Ketegangan
Tentu saja, perjalanan STY tidak bebas dari kontroversi. Keputusan-keputusan terkait pemilihan pemain, taktik, dan komunikasi dengan PSSI sempat memicu ketegangan.

Baca Juga:  Alasan di Balik Pemecatan Shin Tae-yong yang Kontroversial

Beberapa pengamat dan fans merasa frustrasi dengan pencapaian yang dianggap kurang maksimal, meskipun ada perkembangan signifikan dalam gaya permainan. Selain itu, beberapa pemain senior sempat dikritik karena merasa kurang diberi kesempatan, sementara lebih banyak pemain muda yang diberikan kepercayaan.

Namun, dalam banyak kesempatan, Shin Tae-yong tetap menunjukkan ketegasan dalam pilihannya, tidak ragu untuk membuat keputusan besar terkait strategi dan komposisi tim.

Pemecatan pada 2025
Pada 6 Januari 2025, PSSI mengumumkan bahwa Shin Tae-yong diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia, meskipun kontraknya masih berlaku hingga 2027.

Keputusan ini diambil setelah berbagai pertimbangan terkait hasil-hasil yang tidak sesuai harapan di beberapa turnamen besar, serta keinginan untuk membawa perubahan lebih cepat dalam perkembangan sepak bola Indonesia.

Warisan Shin Tae-yong
Meskipun tidak berhasil mencapai semua tujuannya, Shin Tae-yong meninggalkan sejumlah warisan positif. Di antaranya adalah penekanan pada pengembangan pemain muda dan perubahan dalam gaya permainan yang lebih modern.

Meskipun Timnas Indonesia belum berhasil meraih banyak trofi selama masa jabatannya, banyak yang percaya bahwa langkah-langkah yang diambilnya akan membentuk fondasi bagi perkembangan sepak bola Indonesia di masa depan.

Perjalanan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia adalah sebuah proses yang penuh lika-liku. Meskipun tidak selalu mulus, ada banyak aspek positif yang dapat diambil dari masa kepelatihannya.

Dia berhasil membawa Indonesia kembali ke Piala Asia, memberikan kesempatan kepada pemain muda, dan memperkenalkan gaya permainan yang lebih modern. Namun, hasil-hasil yang kurang memuaskan di beberapa turnamen besar akhirnya memunculkan keputusan untuk berpisah. Kini, pengganti Shin Tae-yong akan menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan perkembangan sepak bola Indonesia. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

TERPOPULER