Manusia dalam kehidupannya, tak luput dari mengejar rezeki. Ketika rezeki tidak lagi “tercurahkan”, maka ajal pun tiba.
Dan rejeki seseorang sudah ditentukan.oleh Allah. Orang biasa mengucapkan, rejeki tidak akan tertukar. Yah itu tadi, karena sudah dijatahkan sang Pencipta.
Tinggal seseorabg itu mencarinya, dan menjemputnya. Namun, tak sedikit orang yang mencari rejekinya, juga mengambil hak orang yang secara berlebih lebihan lagi. Dampaknya, yang mendekam di bui, dan kembali miskin. Itu karena, bukan rezekinya yang diambil. Diambil kembali oleh Sang Pengatur rejeki.
Rejeki yang Baik
Lalu yang mana rejeki yang baik ? Rejeki yang baik, adalah, rezeki yang didapatkan dari tidak melalaikan ibadah. Atau rejeki dari jalan Allah. Bukan dari tindakan sewenang wenang kepada sesama manusia.
Allah SWT membatasi rejeki manusia, untuk kebaikannya. Dia menjadikan kaya kepada orabg yang berhak kaya.. Dan memfakirkan orang yang berhak fakir, sesuai dengan ilmunya.
Andai seluruh manusia diberikan rejeki dalam jumlah banyak dan tanpa batas, pasti manusia lupa kepada Allah.
Allah berfirman, ” Dan jikalau Allah nelapangkan rezeki kepada hamba hambaNya, tentulah mereka akan melampaui batas dimuka bumu.
Tetapi Allah menurunkan apa yabg dikendakiNya, dengan ukuran sesungguhnya. Dia Maha Mengetaui (keadaan) hamba hambaNya, lagi Maha Melihat”. ( QS. Asy- Syura 27). ( Ustadz Abdurrahman Lili, LC/ana )