Sebuah keniscayaan bagi kita, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wataala yang telah memberikan berbagai nikmat, yang tidak bisa kita hitung satu per satu.
Perlu kita sadari bahwa nikmat dari Allah, tidak hanya dalam bentuk materi saja. Nikmat kesehatan, nikmat kesempatan, Islam dan Iman, lebih berharga dari sekadar materi yang kita miliki.
Bisa dibayangkan bagaimana rasanya jika harta banyak, namun kita tidak bisa menikmatinya karena sakit-sakitan. Bagaimana rasanya, jika jabatan tinggi namun hati tidak merasa tenang.
Karena itu, kita seorang makhluk, harus menyadari bahwa ada yang memiliki segalanya dari kita. Dan berhak atas segala perjalanan hidup kita di dunia ini. Yaitu, sang Khalik, sang pencipta, Allah SWT.
Di era modern saat ini, banyak menusia, semakin menunjukkan sikap hedonis. Sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia, jika bisa mencari kebahagiaan sebanyak mungkin.
Hedonisme Sebuah Pandangan
Dan sedapat mungkin menghindari perasaan perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan adalah tujuan hidup.
Pandangan tersebut mengakibatkan manusia berusaha mencari kebahagiaan dengan mengumpulkan harta sebanyak banyaknya dengan berbagai daya dan upaya.
Cara-cara mendapatkan harta pun, tidak memperdulikan norma-norma agama dan aturan aturan yang ada. Halal haram, tabrak saja. Yang penting, harta banyak dan kebahagiaan bisa dirasa.
Kita lihat saat ini, banyak manusia yang mementingkan kuantitas dari pada kualitas harta. Manusia modern mementingkan jumlah dari pada berkah harta yang dimiliki.
Itu terlihat dari orientasi hidup dan prinsip manusia saat ini yang beranggapan bahwa, hidup dan rezeki sama dengan matematika, satu tambah satu sama dengan dua.
Padahal, rezeki dalam kehidupan ini, tidak bisa dihitung dengan ilmu matematika. Dalam hidup, terkadang memang 1 + 1, sama dengan dua. Namun, bisa saja, 1+1 sama dengan 11. Atau bisa sama dengan nol.
Banyak yang bermodal besar, tetapi tidak mendapat untung besar dalam usaha. Sementara banyak yang usaha kecil tapi rezeki terus mengalir. Itu adalah rahasia Allah Subhanahu Wataala.
Kita melihat banyak orang yang bekerja, pergi pagi pulang sore, peras keringat, banting tulang sampai berani meninggalkan salat dan ibadah wajib lainnya. Namun kehidupan ekonominya begitu-begitu saja.
Sementara ada yang bekerja biasa-biasa saja, bisa menjalankan ibadah dengan tenang, namun rezeki yang didapatkannya terus mengalir dan berlipat ganda.
Ini perlu menjadi renungan kita bersama, bahwa Allah SWT, telah memberikan rezeki berupa harta kepada masing masing manusia. Rezeki manusia tidak akan tertukar dengan rezeki orang lain.
Yang penting bagi kita adalah harus terus berusaha dengan baik, seraya berdoa dan menyadari bahwa Allah telah membagi rezeki kepada orang orang yang dikehendakiNya (Berlanjut/ana)