Sang Kakak ketiga dengan segera memanggil orang tuanya. Dan kakak pertama dan kedua segera menyusul sang adik agar tidak terjadi apa apa. Namun ketika semua sudah disitu Papa dan Mama mereka melihat sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi yang siap untuk menghantam Rio, sehingga mereka berdua segera berlari dan mendorong anak bungsu mereka. Lalu…
Sebuah truk dengan cepat menghantam tubuh kedua orang tua mereka. Dengan panik, Andra segera menelepon ambulans dan mengantarkannya ke rumah sakit. Sementara Niko dan Dimas menangis, Mereka tidak menyadari bahwa adik bungsu mereka terdiam dan membeku melihat apa yang terjadi pada saat itu.
`Sesampainya di rumah sakit`
Semua petugas di rumah sakit itu berlalu lalang karena muncul dua pasien dari orang yang terkenal dalam dunia bisnis tersebut. Semua sedang berusaha melakukan yang terbaik untuk mereka. Namun takdir berkata lain karena hantaman yang sangat keras dan pendarahan di kepala, keduanya tak dapat di selamatkan. Seketika semua terdiam, tak ada yang bergerak sedikit pun. Di ruangan itu, seakan jarum jam dan detak jantung mereka berhenti bergerak.
Mereka semua terkejut terhadap berita yang mereka hadapi saat ini. Terutama anak anak mereka yang sudah ditinggalkan langsung oleh orang tua mereka yang mereka sayangi itu. Lalu entah apa yang terjadi, sang Kakak kedua atau Niko membentak dan menyalahkan Rio bahwa semua ini adalah penyebabnya.
“Kau, kau telah membunuh orang tuamu sendiri! Kau pembunuh! Dasar pembunuh sialan!” bentak sang kakak membuat semua orang terdiam begitupun Rio yang sekarang ditunjuk oleh Niko tersebut. Semua terdiam dengan penuturan anak kedua dari perusahaan PT. Stars tersebut.
“Benar, kau adalah pembunuh! Pergi kau dari sini! Kau hanya menghancurkan kehidupan kami!” bentak salah satu dari mereka kepada Rio yang mulai menitikkan air mata.
Rio berlari meninggalkan mereka yang masih mar—ah, tidak membencinya karena sebuah kesalah pahaman yang sangat besar. Namun ketika mereka hanya memandangi punggung Rio yang menghilang dengan tatapan kebencian, hanya satu dari mereka yang menatapnya sendu.
`Rio POV`
“Apa yang terjadi?” Rio mulai menitikkan air matanya..
“Apa ini semua memang salahku?” Rio menangis mulai sesenggukan.
Keesokan harinya telah dimulai. Matahari menatap sendu di bawahnya. Dengan awan awan yang menyelimuti indahnya pagi hari. Suara rintik menyamakan suara kendaraan kendaraan yang terburu buru untuk melakukan aktivitasnya masing-masing.
Namun, Rio hanya berjalan sendiri menuju ke halte karena ia belum siap untuk memandang kakak kakaknya. Sehinngga ia pergi ke sekolahnya yang sudah berada di jenjang SMA itu. Ia duduk di kursi halte sambil memandang jam yang mengalungi pergelangan tangannya.
‘Masih jam 05:45 rupanya’
Ia menunggu sekitar 15 menit untuk menuju ke sekolahnya. Lalu ketika bus datang, Rio segera menaiki bus dan menuju ke tempat paling belakang. Rio hanya diam seribu Bahasa hari ini. Lalu ketika ia akan duduk ke tempatnya, tiba-tiba ada yang menariknya untuk duduk tersebut. Namun, ya Namanya manusia. Pasti akan kaget.
“Kya!” kaget Rio sambil jatuh terduduk di salah satu kursi bus.