Oleh: Nurhayana Kamar
Setiap tahun diadakan pesta ritual perayaan Bakar Tongkang di Bagan Siapi Api di Provinsi Kepulauan Riau, yang disingkat dengan Kepri. Acara ini juga salah satu obyek yang mengundang wisatawan ke pulau Kepri, datang menyaksikan pesta ritual tersebut.
Acara tersebut, merupakan bagian dari salah satu kegiatan budaya leluhur Tionghoa yang telah diwaiskan keturunan Tionghoa dari Bagan Siapiapi ke daerah rantauan, termasuk kota Batam.
Ritual tersebut, adalah perayaan tahunan ulang tahun, Dewa Kie HuOng Yan dan San Ong Hu, Raja Tai Tian Indonesia, di Bagan Siapi-Api. Di acara ritual ini, dilakukan sembahyang Bakar Tongkang. Ritual ini dilakukan oleh imigran Cina. Orang-orang Tang-Lang, keturunan Hokkien yang berasal dari Distrik Tong’an (Tang Ua) di Xiemen, Provinsi Fujian, Cina Selatan.
Keturunan imigran Cina tersebut, menginjakkan kaki di Riau, diperkirakan sejak tahun 1826 dengan menggunakan perahu perahu Tongkang. Mereka memutuskan untuk menetap di Riau. Perahu terakhir yang digunakan berlabuh di Riau, itu kemudian dibakar. Artinya, menetaplan mereka di Riau.
Peristiwa itulah yang digelar setiap tahunnya. Dan budaya tersebut sudah mengakar di Bagan Siapi Api. Selain memperingati peristawa kedatangan mereka tersebut, kegiatan itu juga dikemas dengan ritual yang berharap, kebaikan dan keberuntungan. Diharapkan juga dijauhkan dari marabahaya.
Setiap festival ini digelar, pengunjungnya sangat banyak, sekitar ribuan orang. Tak hanya wisatawan lokal datang, juga wisatawan mancanegara. Dan selalu berkelanjutan setiap tahun. Imbasnya, pemasukan devisa negara bagi RI, di sektor Pariwisata, khususnya Provinsi Riau.
Karena itu, Dinas Pariwisata Batam, bekerjasama dengan masyarakat urban Rokan Hilir, melestarikan festival budaya tersebut.