Rumah Adat Maluku dan Filosofi Kehidupannya. Maluku mungkin masih asing di pendengaran kalian, atau mungkin saja diantara kalian belum pernah menginjakan kaki di Tanah Maluku – kampung halaman pesepakbola Ramdani Lestaluhu. Namun tidak ada salahnya jika kalian terlebih dahulu membaca artikel ini untuk menambah wawasan, kali saja suatu saat nanti kalian berkesempatan mengunjungi Maluku.
Nah, untuk bisa sampai di Maluku, kalian bisa menggunakan transportasi udara – pesawat dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam 30 menit dari kota Makassar. Kalian juga bisa menggunakan transportasi air – kapal laut dengan lama perjalanan dua hari.
Oh iya, Rubrik Ragam Budaya pada edisi 388 ini akan membahas tentang Rumah Adat Maluku yang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun asing yang datang berlibur ke daerah yang terletak di bagian timur Indonesia ini.
Indonesia sangat terkenal akan kekayaan ragam suku dan budayanya karena memiliki beragam jenis rumah adat dari setiap suku yang ada di Indonesia.
Satu daerah saja bisa memiliki lebih dari satu jenis rumah adat. Tentu saja perbedaan jenis rumah adat di satu daerah ini dikarenakan fungsinya yang berbeda-beda sehingga arsitektur bangunannya tak ada yang sama.
Rumah adat Maluku tentu saja merupakan salah satu warisan budaya leluhur yang harus dilestarikan. Rumah adat Maluku sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah adat yang ada di daerah-daerah lain, karena rata-rata rumah adat khas Indonesia ini masih menggunakan bahan-bahan alami atau tradisional seperti kayu, batang bambu, hingga dedaunan yang dikeringkan.
Uniknya, meski menggunakan bahan material yang alami, tapi rumah adat Indonesia justru terlihat lebih kokoh dan tahan lama.
Rumah adat Maluku yang hingga saat ini masih dilestarikan sehingga masih bisa melihatnya saat berlibur ke Maluku yaitu Rumah Adat Baileo.
Saat akan mendirikan rumah adat Baileo akan diadakan semacam upacara ritual terlebih dahulu supaya bangunan bisa bertahan lama dan yang meninggalinya bisa selamat dari marabahaya.
Rumah Adat Baileo memiliki bentuk seperti rumah panggung yang lantai rumahnya dibuat lebih tinggi dengan tidak adanya dinding dan jendela. Penggunaan lantai rumah yang sengaja dibuat tinggi dimaksudkan supaya nantinya arwah leluhur bisa lebih leluasa keluar masuk bangunan Rumah Adat Baileo.
Bentuknya persegi dengan pondasi bangunan yang terbuat dari kayu, papan, dan daun sagu atau daun rumbia sebagai atapnya.
Pada bagian depan masuknya akan ada sebuah tangga yang berukuran sekitar 1,5 meter. Lalu di sekeliling dalam rumah, terutama di bagian kayu penyangga akan ada ukiran ayam atau anjing yang berpasangan, bulan, bintang, dan matahari yang berwarna-warni.
Ukiran yang ada di bagian kayu-kayu penyangga rumah memiliki filosofi supaya masyarakat Maluku nantinya bisa menjaga keutuhan dan kebersamaan selamanya.
Keunikan lainnya bisa dijumpai pada alas Rumah Adat Baileo yaitu alasnya yang menggunakan papan yang hanya disusun pada kerangkanya tanpa dipaku.
Meski tidak dipaku, tapi lantai rumah adat Baileo tidak bergeser loh apalagi berderit karena yang membangunnya menggunakan teknik kunci.
Rumah Adat Baileo itu sendiri sebenarnya sangat multifungsi karena pada dasarnya rumah adat Maluku ini mencerminkan atau merepresentasikan adat masyarakat Maluku.
Rumah Adat Baileo awalnya hanya digunakan sebagai rumah raja atau kepala desa pada zaman dahulu. Tapi lambat laun kegunaannya jadi lebih fleksibel.
Rumah Adat Baileo bisa digunakan sebagai rumah tinggal, sebagai tempat diskusi bagi para tetua adat dalam membahas isu yang terkait dengan masyarakat setempat, sebagai rumah ibadah, hingga bisa digunakan sebagai balai desa.
Demikin penjelasan tentang rumah adat Maluku dan filosofi kehidupannya