Rusia Umumkan Kemenangannya Atas Pasukan Udara Ukraina

Rusia sudah menganggap menang atas perang udaranya melawan Ukraina, dilansir dari Kemenhan Rusia, Kamis 10/3/2022. Kremlin merilis, pasukan udara Ukraina sudah hancur. Tidak tersisa lagi pilot utama maupun kelas duanya.

Kemenrian Pertahanan Rusia mengklaim, saat ini pesawat tempur Ukraina tersisa satu unit. Itupun, pesawat tempur yang sisa satu unit itu, dimonitor terus oleh Rusia.

Menteri Pertahanan Rusia juga mengatakan, pihaknya akan membahas secara terpisah tentang hasil kekalahan sistem penerbangan dan pertahanan udara angkatan bersenjata Ukraina.

Rusia kembali menyerang melalui udara setelah malam sudah melakukan serangan melalui arteleri. Putin mengatakan, serangan udara ini untuk membuka akses jalan masuknya sebagian pasukan di pusat kota.

Alhasil, ledakan besar kembali terjadi di ibu kota Ukraina, Kiev, Jumat 25/2. Ledakan terjadi sebanyak tiga kali di tengah kota.

Presiden Ukraina Volodimir Zelensky, mengatakan, total 137 prajurut Ukraina gugur dan 316 orang terluka dalam 24 jam terakhir.

Siaga Tinggi

Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan Kepala Pertahanannya, siaga tinggi, untuk tempatkan ‘’pasukan penangkal’’ nuklir dalam siaga tinggi minggu, 27/2/2022. Putin menuduh Barat mengambil langkah langkah yang tidak bersahabat terhadap negaranya.‘’

Anda melihat, tidak hanya negara Barat yang terlibat tindakan yang tidak bersahabat terhadap negara kita di bidang ekonomi. Saya sedang berbicara tentang, sanksi tidak sah yang diketahui semua orang dengan biak.

Tetapi pejabat senior negara – negara NATO, terkemuka juga memperbolehkan. Itu sebabnya, saya memerintahkan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, ntuk menempatkan pasukan penangkal tantara Rusia dalam mode layanan tempur khusus. Mendengar perintah Presiden Putin, Menhan Rusia Sergey Kuzhugetovich Shoygu menjawab ‘’Ya’’.

- Iklan -
Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Media Australia : ‘’Rusia adalah Pemenang di Ukraina’’

Perang Rusia dan Ukraina belum selesai, dan telah memasuki hari ke-10 pada Sabtu 5/3/2022. Namun media Australia sudah menyimpulkan bahwa Moskow adalah pemenang perang.

‘’Terlepas dari curahan dukungan untuk Ukraina dari seluruh dunia. Kenyataan pahitnya, adalah Rusia menangkan perang’’, tulis media Austrlia news.com,au dalam laporannya yang berjudul ’’ Russia is winning the war in Ukraine’’.

Menurut ulasan media tersebut, ada hal-hal yang mungkinn tidak berjalan sesuai rencana Rusia selama invasi, tetapi ketika datang ke perang darat, mereka masih menang.

Perlawanan yang lebih kuat dari yang diharapkan oleh rakyat Ukraina yang dipimpin Presiden Volodymyr Zelensky mungkin telah meningkatkan harapan kekalahan Rusia dan memperlambat pasukan Moskow yang datang. ‘’Tetapi Rusia masih membuat kemajuan’’, tulis laporan tersebut.

Ini, katanya, terlepas dari sebagian besar komunits internasional yang bersatu di belakang orang-orang Ukraina yang gigih dan pemerintah mereka yang paham media sosial sejak Rusia menginvasi pada 24 Peberuari 2022.

Langkah tersebut, telah membuat Rusia menjadi orang buangan global di dunia keuangan, diplomasi, olah raga, dan budaya. Rubel, mata uang Rusia, jatuh bebas, dan sanksi besar – besaran, telah membuat oligarkhi dan keluarga mereka yang mengelilingi Presiden Rusia Vladimir Putin ditampar dengan larangan bepergian dan aset mereka termasuk superyacht disita.

Jumlah negara di dunia yang menyumbangkan peralatan militer dan mendukung Ukraina telah membengkak. Sebagian berkat postingan media sosial Zelensky yang menantang dalam menghadapi kekuatan tembakan militer Rusia yang luar biasa.

Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Meski Kiev memberikan perlawanan sengit, kekuatan Rusia yang belum dilepaskan sepenuhnya sudah memmbuat kota – kota Ukraina luluh lantak. Bahkan Moskow belum berniat untuk menghentikan operasi militernya.

Seminggu setelah serangan militer dimulai, pasukan Rusia, merebut Kherson, kota besar pertama Ukraina yang jatuh di tangan Moskow. Kota pelabuhan Laut Hitam berpenduduk 290.000 jiwa itu, direbut pada hari Kamis, setelah pengepungan tiga hari yang membuatnya kekurangan makanan dan obat-obatan.

Pasukan Rusia juga menekan kota pelabuhan lain, Mariupol di Timur Kherson, yang tanpa air atau listrik di musim dingin. ‘’Mereka mencoba membuat blockade disini, seperti di Leningrad’’, kata Walikota Mariupol Vadim Boichenko, merujuk pada pengepungan brutal Nazi di kota kedua Rusia, yang sekarang dinamai Saint Petersburg. Ada kekhawatiran ratusan yang mungkin tewas setelah lebih dari 15 jam pengeboman terus – menerus di kota itu.

Wakil Walikota Sergei Orlov mengatakan, kepada BBC, pada hari Kamis, bahwa satu distrik yang biasanya berpenduduk 130.000 orang, telah hampir hancur total. ‘’Kami tidak bisa menghitung jumlah korban disana. Tapi kami yakin setidaknya ratusan orang tewas. Kami tidak bisa masuk untuk mengambil mayat’’, katanya, seperti dikutif AFP.

‘’Tentara Rusia sedang mengerjakan semua senjata mereka disini, artileri, beberapa sistem peluncuran roket, pesawat terbang, roket taktis. Mereka mencoba menghancurkan kota’’, kata Orlov.

Di kota Utara Chernihiv, 33 orang tewas pada Kamis, ketika pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah dan blok apartemen bertingkat tinggi. (*)

Laporan : Nurhayana Kamar

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU