Bila mengalami musibah dan derita, hendaklah dihadapi dengan kesabaran. Karena atas derita musibah, ada.pahala di baliknya.
Al.Fawih Abu Laits as Sumargandi dengan nasehatbya. ” Manusia berakal, deyogyanya memikirkan pahala musibah kelak. Diterima di hari kiamat.
Saat itu, manusia menginginkan, seandainya ditinggal mati dulu oleh keluarganya, dan handai taulannya, agar memperoleh pahala musibah yang ditentukan setiap orang sabar.
Ujian
Allah subhanahu wataala berfirman ” Sungguh Kami akan mengujimu (dalam bentuk) kekhawstiran, kelaparan, sedikit harta, kematian jiwa, dan kurangnya buah buahan, dan gembirakanlah (dihibur) mereka yang sabar.”.
Yaitu ketika ditiimpa musibah mengatakan, “innalillahi wainna ilaihi rojiun (senula kita berasal dari Allah dan akhirnya kembali kepadaNya pula)..
Mereka itulah yang memperoleh salawat ( taufik dan ampunan ) dari Tuhan. mereka, serta rahmatnya. Dan mereka itulah yang memperoleh petunjuk “( Al Baqarah 155 – 157 ). Sumber terjemah “Tanbihul Ghafilin” (al Imam Al Faqih Abu Laits as – Sumargandi hlm.282 / wa/ ana )