Sadewo dan Bu Minten melihat video CCTV tersebut. Tampak ada seseorang yang menggunakan kostum kera hitam yang masuk dan keluar secara mengendap-endap dari rumah Pak Tuo dengan membawa kantong plastik hitam. Dan terlihat tampilan fisik orang tersebut mirip seperti Sadewo yang kurus dan tidak terlalu tinggi.
“Di daerah sini, siapa lagi orang yang memiliki kostum-kostum kera, selain anakmu, hah?” tuduh Pak Tuo.
“Bapak-bapak, tolong langsung saja bawa saja anak kurang ajar ini ke kantor polisi!” Para warga pun menuruti perintah Pak Tuo dan membawa Sadewo dan Bu Minten ke kantor polisi.
***
Dua minggu lalu, setelah diperiksa oleh pihak yang berwajib, Sadewo yang masih berusia di bawah umur boleh dipulangkan karena belum ada bukti yang kuat juga yang menunjukkan bahwa Sadewolah pelaku pencurian tersebut. Namun, karena masih dalam masa penyelidikan, Sadewo tetap berada dalam pengawasan pihak yang berwajib.
Kabarnya hari ini pelaku yang sebenarnya telah tertangkap dan sedang diamankan di kantor polisi. Pak Kepala Desa langsung mengumpulkan seluruh warganya di Balai Desa untuk menginformasikan terkait masalah tersebut.
“Baik, langsung saja ya Bapak-bapak, Ibu-ibu. Saya di sini ingin menginformasikan bahwa yang mencuri barang-barang elektronik di rumah Pak Tuo bukanlah Sadewo, Pelaku yang sebenarnya adalah Jatmiko, putra Pak Sucipto. Kabarnya Jatmiko dendam kepada Pak Tuo karena upah kerja bapaknya belum dibayar selama 6 bulan,” papar Pak Kepala Desa.
“Lalu, saya juga secara pribadi dan mewakili warga ingin meminta maaf kepada Sadewo dan Bu Minten atas tuduhan dan perlakuan tidak menyenangkan kami kepada kalian kemarin. Sekian informasi dari saya. Terima kasih,” tutup Pak Kepala Desa.
Sadewo dan ibunya akhirnya dapat tersenyum lega karena telah bebas dari tuduhan yang tak berdasar tersebut. Dan mereka pun sudah memaafkan para warga dari jauh-jauh hari.
***
“Jadi bagaimana, Mas? Aku pikir itu ide yang sangat bagus lo, Mas. Pasti penampilan kita akan terlihat sangat hebat dan mengesankan Bapak Presiden beserta para pejabat lainnya,” tanya Ramadi.
“Setelah Mas berdiskusi dengan para pelatih yang lain, kami setuju dengan idenya Sadewo. Dan kami memilih penari utamanya adalah Sadewo sebagai Kethek Putih dan kamu sebagai Kethek Hitam,” jelas Mas Indra.