Berjalan menggunakan kedua tangan dan kaki, lompat-lompat, memukul-mukul dada, berguling-guling, bergelantungan pada tiang bambu layaknya kera sungguhan. Setelah beberapa menit menari, akhirnya pimpinan Kethek Putih yaitu Sadewo, memanjat tiang bambu yang paling tinggi dengan membawa bendera Merah Putih.
Setelah sampai di puncak tiang, Sadewo mengibarkan bendera Merah Putih yang menandakan kemenangannya atas gerombolan Kethek Hitam sekaligus mengucapkan selamat atas hari ulang tahun Republik Indonesia.
Dan pertunjukan tari Kethek Ogleng pun berakhir. Sambutan tepuk tangan yang meriah pun terdengar sangat riuh. Terlihat semua orang yang melihat pertunjukan tersebut sangat terhibur dan tersenyum sangat lebar. Sadewo yang melihat pemandangan tersebut merasa sangat terharu.
“Alhamdulillah, sepertinya pertunjukan kami berjalan dengan sangat sukses. Terima kasih, Pak, karena telah mengenalkanku dengan kesenian ini. Terima kasih, Bu, karena telah mengizinkanku melakukan apa yang aku suka.
Dan terima kasih kakak pelatih serta teman- teman semua karena telah berjuang bersama. Semoga tari Kethek Ogleng ini menjadi warisan budaya yang akan tetap lestari dan dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Aamiin,” harap Sadewo dalam hati.
Penulis: Erica Ika Sulistyani