Sahabatku, Idamanku

Beberapa tahun kemudian, Sheyra terus fokus menggarap skripsinya dan menjauhi Rayn. Hingga tak terasa dia sudah sampai pada hari yang dinantikan yaitu puncak akhir perkuliahan. Wellgraduation… itu hal yang membuat Sheyra sangat bahagia.

Setelah melewati masa-masa yang sulit dengan jatuh bangun dalam hal cinta dan persahabatan, Sheyra bisa tertawa lepas dengan memakai toga dan jubah hitam sambil berfoto bersama dengan kedua orang tua dan teman-teman seangkatannya.

Bahagia… tentu sangat sangat bahagia.. dan tanpa disadari, Sheyra merindukan sosok sahabatnya, Rayn. Sosok itu tak pernah lagi bertemu dengannya. Rayn juga sibuk dengan skripsinya dan bekerja sampingan, yah namanya juga laki-laki.

Padahal dia berasal dari keluarga kaya seperti Celine, tapi tidak pernah menyombongkan diri dan sederhana. Itu yang membuat Sheyra nyaman dengan Rayn. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Sheyra dari belakang dengan membawa buket bunga yang begitu indah berwarna pink putih dan boneka mungil yang mengenakan toga.

“Selamat yah Sheyra, kamu sudah wisuda hari ini. Aku bangga padamu, kamu bisa melewati semuanya dalam keadaan baik-baik saja tanpa aku. Kamu hebat, you are the best deh pokonya, ini hadiahku untukmu. Aku sudah wisuda beberapa bulan lalu mendahului kamu, aku sekarang fokus kerja dan aku rasa ini waktu yang tepat untuk mengatakan hal ini, aku ingin mengajakmu untuk bersanding denganku dipelaminan,” kata Rayn sambil menyodorkan hadiahnya di hadapan orang tua Sheyra.

“Terima kasih Rayn,” kata Sheyra singkat yang terpaku diam hanya menatap dan mendengar ucapan Rayn yang begitu lantang ditelinganya.

Air matanya menetes menyelimuti suasana haru dengan menggenggam tangan ibunya yang berdiri tepat disampingnya. Terdengar seperti mimpi, ada seorang pria yang melamarnya saat hari wisudanya dan itu adalah seseorang yang sudah sekian lama diimpikannya. Terasa begitu lengkap kebahagiaan yang dirasakannya.

Begitu cepat waktu berlalu, rasanya baru kemarin dia menjauhi Rayn tanpa alasan apapun. Ternyata Rayn paham akan perasaan Sheyra sehingga dia berusaha menyelesaikan studi lebih cepat dari Sheyra dan mencari pekerjaan demi mempersunting sang pujaan hati.

Dan impiannya terwujud, buah kesabaran dari proses perjalanan keduanya sampai juga pada puncaknya seperti bunga yang mekar.

- Iklan -

 


Penulis : Ulfiani Amdar

Ulfiani Amdar

BACA CERPEN LAINNYA DISINI

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU