Sandiaga Uno Keynote Speaker Webinar Departemen Sosek Peternakan Unhas

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Departemen Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin menggelar kegiatan webinar atau web seminar dengan tema, “Akselerasi Agribisnis di Era New Normal Pasca Covid-19”, (18/5).

Ketua Departemen Sosek Peternakan, Dr Ir Aslina Asnawi, S Pt., M Si., IPM. dalam laporannya mengatakan, pandemi Covid-19, telah memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi perekonomian, pendidikan, dan kesehatan serta dampak lainnya, termasuk pada sektor agribisnis di Indonesia.

“Tentu tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti, kapan Covid-19 ini akan berakhir tapi setidaknya ada upaya, ada harapan, ada optimisme dan upaya-upaya yang perlu dilakukan pasca covid-19 sehingga tema yang diangkat sangat relevan,” ungkapnya.

Jalannya seminar sangat kondusif yang dipandu oleh moderator Dr Syahdar Baba, S Pt., M Si. staf dosen Departemen Sosial Ekonomi Peternakan.

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Prof Dr Ir Lellah Rahim, MSc. dalam sambutannya sesaat sebelum membuka secara resmi seminar, memberikan apresiasi yang sangat besar bagi Departemen Sosial Ekonomi Peternakan yang telah menginisiasi pelaksanaan seminar online tersebut.

Seminar ini turut dihadiri Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA.

Pada kesempatan itu Rektor juga menyampaikan pandangan bahwa perguruan tinggi mempunyai andil dalam upaya meningkatkan kreativitas mahasiswa dan mendorong terciptanya petani milenial, mengembangkan jiwa wirausaha bagi mahasiswa dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengelolaan unit-unit bisnis di perguruan tinggi khususnya Unhas perlu melibatkan mahasiswa pula.

Tampil sebagai keynote speaker adalah Sandiaga Uno. Pada Era New Normal ini, kata Sandi, perlu ada reorientasi dengan menjadikan kebijakan pangan sebagai prioritas dan pola pikir perlu diubah dimana pangan menjadi panglima di negara Indonesia.

Baca Juga:  Mengapa Pekerjaan Farmasi Sangat Penting untuk Masa Depan Kesehatan

“Kemandirian pangan perlu dibangun dengan pendekatan teknologi dan kerja keras mulai dari kalangan milenial yang  didukung mulai dari level keluarga, RT/RW sampai pada level yang lebih tinggi lagi,” kata Sandi.

- Iklan -

Menurutnya, perlu ada data yang terintegratif yang dikelola oleh satu otoritas lembaga yang memiliki independensi yang bisa menjadi acuan atau data dalam pengambilan kebijakan pemerintah.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pada new normal ini, ia mengharapkan agar ekonomi seharusnya berbasis kebutuhan dan diperlukan adanya suatu will dan leadership dari pemerintah yang pro pada ketahanan pangan.

Hadir juga beberapa pemateri yaitu Anton J. Supit, Wakil Ketua Kadin Pusat, menyampaikan bahwa masalah klasik di sektor pertanian adalah ketersediaan lahan yang kurang, jumlah bibit yang kurang berkualitas, kelangkaan sarana produksi, jalur distribusi dan kendala permodalan di tingkat petani/peternak.

Selain itu, ada juga Luluk Nur Hamidah, M.Si., M.PA yang merupakan anggota Komisi IV DPR RI yang menangani bidang pertanian.

Ia menyampaikan bahwa kondisi Covid-19 ini merupakan momentum untuk menguatkan dan perlu ada konsolidasi sumber daya khususnya di sektor pertanian.

Guru Besar Fakultas Peternakan Unhas, Prof. Dr. Ir. Ahmad R. Siregar, M.S juga tampil sebagai pemateri yang mewakili unsur akademisi.

Ia menyajikan berbagai data tentang potensi dan peranan sektor pertanian sebagai penyanggah perekonomian Indonesia.

“Salah satu dampak positif covid-19 ini adalah meningkatnya potensi buah lokal seperti: manggis, duku, alpukat, buah naga dan jeruk sebagai imbas dari menurunnya produk buah impor di Indonesia,” ungkapnya.

Pada seminar tersebut, hadir pula para penanggap yaitu: Dr Ir Jumain Appe, M.Si (Plt. Deputi Penguatan Inovasi Kemmenristek/BRIN); Prof Dr Ir Syahruddin Said, M Agr Sc (Ketua Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia); Ir Yudi Guntara Nur, MM. (Ketua DPP Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia).

Baca Juga:  Mengapa Lab Uji Farmasi Penting? Fakta di Baliknya!

Ketiganya memberikan tanggapan yang beragam. Prof. Syahruddin mengharapkan ada peningkatan regulasi yang kondusif melalui kehadiran pemerintah seperti pemberian skema insentif yang lebih besar.

Penanggap lainnya yaitu Pak Jumain menyatakan bahwa pada dasarnya ketahanan pangan ditentukan oleh ketersediaan pangan, keterjangkauan harga dan bagaimana meningkatkan produktivitas.

Ia juga mengharapkan perlunya didorong petani konvensional menjadi petani yang moderen melalui penguasaan teknologi baru; penggunaan bibit unggul untuk meningkatkan produktivitas serta efektivitas usaha tani secara holisitik yaitu dari hulu sampai hilir melalui proses bisnis yang kontinu dan murah.

Sementara Ir Yuda Guntara Nur, menjelaskan bahwa pada kondisi covid-19 ini kepala daerah harus dapat mengantisipasi dan bertanggungjawab pada daerahnya masing-masing, perlu ada pendampingan bagi petani dan peranan perguruan tinggi pun harus ditingkatkan.

Ia juga sangat yakin, jika pertanian ditangani dengan baik maka akan membuat negara Indonesia menjadi kuat mengingat sumber daya alam yang dimiliki sangat luar biasa.

Seminar ini sangat meriah, sekitar 700 peserta mengikuti seminar ini melalui aplikasi zoom, live facebook dan instagram.

Seminar ini terlaksana atas kerjasama Departemen Sosial Ekonomi Peternakan, Saratoga Investama Sedaya, Kadin Pusat, DPR RI, Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia, Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonedsia, Perhimpunan Ilmuwan Sosial Ekonomi Peternakan Indonesia Komda Sulawesi Selatan dan Maiwa Breeding Center Universitas Hasanuddin. (FP)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU