Meski belum dilaunching, Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Sulawesi Selatan, terus kembangkan jejaring.
Koordinator Satupena Sulawesi Selatan, Rusdin Tompo, Selasa, 8 Maret 2022, menyambangi Nazaruddin Umar Office (NUO) di Ruko Permatasari Jl Sultan Alauddin, Makassar.
NUO merupakan lembaga yang didirikan oleh Prof Dr KH Nazaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal.
Pada kesempatan itu, Satupena Sulawesi Selatan diajak kerjasama oleh Kepala Kantor NUO, Syahruddin Umar, untuk mengadakan diskusi bulanan di kantor NUO.
Sebelumnya, Satupena Sulawesi Selatan juga diundang mengadakan kegiatan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin, Makassar.
Kegiatan dalam bentuk temu penulis itu, rencananya akan ditindaklanjuti dengan penulisan buku bunga rampai oleh anggota Satupena Sulawesi Selatan.
“Nanti teman-teman diminta menulis sesuai latar belakang dan isu atau tema yang diminati. Tulisan dibuat selama Ramadan.
Setelah itu dibukukan dan diluncurkan,” papar Dr Firdaus Muhammad, Dekan FDK UIN Alauddin, ketika menyampaikan usulannya.
Perkumpulan Penulis Satupena merupakan komunitas penulis, yang terbentuk di 34 provinsi dari Aceh hingga Papua.
Selain Koordinator Provinsi, Satupena juga punya 7 Koordinator Pulau. Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, periode 2021-2026, adalah Denny JA.
Program strategis Satupena, antara lain menciptakan ekosistem yang sehat bagi penulis, membuka akses dan koneksi ke industri, serta penghargaan bagi penulis.
Bersama pemangku kepentingan lainnya, diharapkan Satupena dapat mewujudkan Kota Literasi di daerahnya.
Sejauh ini, mereka yang bergabung di grup Perkumpulan Penulis Satupena Sulawesi Selatan berasal dari beragam profesi, gender, dan genre kepenulisan.
Ada beberapa guru besar, yakni Prof Itji Diana Daud (Unhas), Prof Kembong Daeng (UNM), dan Prof Ahmad M Sewang (UIN Alauddin).
Ada pula Prof Sukardi Weda, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNM, Dr Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin.
Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Dr Suryadi Culla, Ketua PARFI Sulsel, Dr Syahriar Tato Lacoste, aktivis dan mantan anggota DPR RI, Asmin Amin, sastrawan dan sutradara teater Yudhistira Sukatanya, aktor dan penyair Aspar Paturusi, serta Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pangkep, Lukman Murtala .S.Sos, MM.
Akademisi yang bergabung di Satpena Sulawesi Selatan juga berasal dari lintas kampus. Mereka ada yang dari UNM, Unhas, Unismuh, UMI, juga UIM.
Selain akademisi, latar belakang anggota Satupena Sulawesi Selatan sangat beragam. Jurnalis, musisi, perupa, sastrawan, guru, pustakawan, penulis, komunitas penggiat literasi, ibu-ibu relawan baca dan Bunda Pustaka, ikut bergabung di sini.
Juga ada aktivis, mahasiswa, pelajar, wirausaha, pegawai BUMN, penerbit, pemilik toko buku, pengelola kafe hingga pengacara.
Anggota Satupena Sulawesi Selatan tersebar, mulai dari Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Selayar, Maros, Pangkep, Bone, Sinjai, dan Enrekang.
Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat, Denny JA, telah memberi arahan kepada Koordinator Provinsi untuk membentuk WAG dengan anggota 100 orang. Amanah itu sudah terlaksana. Kini, WAG Satupena Sulawesi Selatan, sudah berjumlah 100 orang.
Tahap selanjutnya, akan diadakan penyusunan data base anggota, kemudian membentuk formatur untuk menyusun pengurus Satupena Sulawesi Selatan. Pengurus ini yang nanti akan membuat program untuk 5 tahun ke depan.
“Soal bentuk dan komposisi kepengurusan, diserahkan pada kita, sesuai kondisi daerah dan kebutuhan. Pendekatan kita, bukan sepenuhnya sebagai organisasi formal, tapi lebih ke semi komunitas, biar lebih lincah dan fleksibel,” jelas Rusdin Tompo.
Tahap berikut, setelah kepengurusan terbentuk, akan dilaunching keberadaan Satupena Sulawesi Selatan. Bentuk acaranya berupa diskusi dan pertunjukan “BUKU, RUPA DAN MUSIK”. Buku dan musik merupakan agenda strategis Satupena. Ini salah satu cara untuk menggaet milenial dan generasi Z. (*)