Ramadhan tahun 2022 ini, ada yang berbeda di SD kompleks Borong. Yakni pelaksanaan Lomba Tadarus dan Hapalan Surah Pendek, yang diberi nama Kurma.
Kurma merupakan akronim dari Komunitas Rajin Mengaji. Kegiatan Kurma yang diadakan hampir sepekan ini, diikuti oleh murid-murid SD Negeri Borong dan SD Inpres Borong.
Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, MPd, saat penutupan Program Kurma, Kamis, 28 April 2022, mengatakan bahwa kegiatan amaliah Ramadhan itu bisa berbagai macam, di antaranya Pesantren Kilat.
Namun, kali ini sekolahnya mengadakan Program Kurma dengan mengajak pula SD Inpres Borong, yang berada satu kompleks.
Menurutnya, program ini bisa menjadikan anak-anak sebagai contoh teladan dalam pembelajaran membaca kitab suci Alquran.
Program Kurma akan jadi ciri anak-anak di SD kompleks Borong, yang akan membentuk karakter mereka sebagai anak yang saleh dan tahu tata krama serta etika.
“Sekarang zaman serba canggih, IT-nya maju tapi anak-anak kurang etika. Misalnya, kalau jalan di depan orang tua kurang sopan, tidak bilang tabe,” terang kepala sekolah yang akrab disapa Bu Indri itu.
Globalisasi memang membawa nilai-nilai dan budaya baru yang tidak selalu positif, terutama terhadap anak-anak.
Ada banyak kekhawatiran anak-anak terpapar oleh budaya global. Sehingga, mereka tercerabut dari nilai luhur, termasuk nilai-nilai agama.
Karena itu, menjadi penting membentengi dan memperkuat anak-anak melalui pembelajaran agama.
Di luar itu, perlu dicarikan cara-cara kreatif dan inovatif agar tumbuh semangat beragama anak-anak, lewat contoh dan praktik nyata.
Secara konsepsional, pemerintah telah membuat Profil Pelajar Pancasila, guna menanamkan semangat belajar sepanjang hayat di kalangan anak-anak.
Ciri utama Profil Pelajar Pancasila, yakni beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Tujuan Program Kurma, antara lain, mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, melakukan Penguatan Pendidikan Karakter, mengembangkan literasi Alquran, serta memotivasi lahirnya hafiz/hafizah.
Tujuan lainnya, mengimplementasikan 18 Revolusi Pendidikan Walikota Makassar serta memperkuat budaya digital masyarakat dengan pendekatan religi.
“Kita gaungkan Program Kurma sebagai ciri khas sekolah kita, biar jadi the best,” ajak Bu Indri di hadapan peserta dan sejumlah guru.
Dia berharap, lewat program ini terbangun kebersamaan antara SD Inpres Borong dan SD Negeri Borong, agar kompak dan solid.
Khusus kepada para peserta yang belum menang, dia minta terus memperbaiki diri, supaya nanti jadi yang terbaik. Dia berpesan agar selalu berusaha dan berdoa.
“Perlu terus membaca Alquran, memperbaiki bacaannya, dan terus belajar dan berdoa,” pesannya.
Kepada para pemenang diucapkan selamat. Tapi diingatkan, jangan cepat berpuas diri, harus terus belajar.
Bu Indri juga mengucapkan terima kasih kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sudah melaksanakan kegiatan ini.
Dia percaya, panitia dan tim penilai sudah bekerja maksimal dan berlaku adil. Mereka, katanya, sudah mengorbankan tenaga dan pikiran serta sukses dalam pelaksanaan kegiatan perdana ini. Semoga yang dilakukan itu akan jadi amal jariyah bagi kita semua.
Panitia dan juri dalam kegiatan ini terdiri dari Andi Muliani, SPdI dan Muh Rusdi, SPd, keduanya dari SD Inpres Borong, serta Rosmiaty, SPdI dan Nurhayati, SPdI dari SD Negeri Borong.
Ketua Panitia, Rosmiaty, menjelaskan, jumlah peserta tadarus ada 14 orang, sedangkan peserta hapalan surah pendek 19 orang.
Penilaian mencakup tajwid atau membaca dengan lafal atau ucapan yang benar, makhraj atau ketepatan ucapan, serta hapalan yang lancar.
Pemenang hapalan surah pendek masing-masing, Juara I, Muh Refan, SDN Borong, Juara II, Annisa, SDN Borong, Juara III, Ayatul Husna, SD Inpres Borong.
Sedangkan pemenang tadarrus, Juara I, Fauzan Adzimi, SD Inpres Borong, Juara II, Ikram, SDN Borong, Juara III, Nurafika, SD Inpres Borong. (*)