SDIT Ar-Rahmah Meriah, Rayakan Warna-warni Kebudayaan dengan Nasi Liwet

Sejak 2018, pemerintah Kota Makassar menetapkan tanggal 1 April sebagai Hari Kebudayaan. Pada tahun 2022 ini, perayaan Hari Kebudayaan itu sudah yang ke-4 kalinya.

Berkaitan dengan itu, Jumat, 1 April 2022, sejumlah sekolah di Kota Makassar, baik negeri maupun swasta, mengadakan Festival Bulan Budaya sebagai rangkaian Hari Kebudayaan menuju Makassar Kota Metaverse. SDIT Ar-Rahmah termasuk sekolah yang merayakan Hari Kebudayaan tersebut.

Direktur SIT Ar-Rahmah, Hasan Hamido, S.Pd, M,Si, memimpin langsung kegiatan itu sebagai pembina upacara. Dalam sambutannya, Hasan Hamido, menekankan bahwa kita harus siap berkolaborasi dengan siapapun, termasuk dengan budaya yang berbeda.

Baca Juga:  UPT SPF SMPN 4 Makassar Gelar Pemilihan Duta Baca Pelajar

Dalam perayaan itu, guru dan staf dari SDIT, SMPIT dan SMAIT Ar-Rahmah, berbaur dalam kemeriahan.

Mereka hadir dengan balutan busana warna-warni. Pihak sekolah tampaknya ingin menampilkan sesuatu yang berbeda.

“Makanan tradisional, makan nasi kuning model liwetan, pakai daun pisang yang diatur memanjang menjadi suguhan khas,” tutur Jusria Kadir, Kepala SDIT Ar-Rahmah.

SDIT Ar-Rahmah

Selain itu, ada penampilan dari siswa yang menari gandrang bulo di Lorong Bung 1. Ada juga kuiz budaya untuk kahoot yang dimenangkan oleh Suwardi, Abdus Shafa, dan Moamar Qadafi. Tak kalah meriahnya, saat acara tukar kado sesama guru dan staf SIT Ar-Rahmah.

Baca Juga:  UPT SPF SMPN 4 Makassar Gelar Pemilihan Duta Baca Pelajar

Jusria Kadir menyampaikan bahwa tahun ini, sekolahnya tidak melibatkan siswa, karena mereka sudah libur menjelang Ramadan.

- Iklan -

“Kami menghormati yang pilihannya puasa mulai 2 April. Hal ini sudah dilakukan sejak lama. Biasanya libur sebelum bulan puasa,” terangnya.

Jusria Kadir berharap, anak-anak sebagai Gen Z mendapatkan pembelajaran berharga dari perayaan Hari Kebudayaan seperti ini. Menurutnya, meski mereka hidup di era global, tapi tetap mencintai budaya sendiri.

“Melestarikan budaya itu bisa berupa kesenian tradisional, tarian, lagu, maupun bahasa daerah, sebagai bentuk kecintaan pada Indonesia,” pungkasnya. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU