SDN Borong Lakukan Inhouse Training Sekolah Penggerak

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Guru-guru UPT SPF SD Negeri Borong mengadakan Inhouse Training (IHT) Komite Pembelajaran Program Sekolah Penggerak (PSP) di ruang kelas 1, sejak 3-11 September 2021.

Pembukaan IHT Program Sekolah Penggerak ini, Jumat lalu, dihadiri Plt Kadis Pendidikan Kota Makassar, Nielma Palamba, SH, M.AP serta Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr Pantja Nur Wahidin.

Program Sekolah Penggerak diluncurkan sejak Nadiem Makarim menjadi Mendikbud-ristek. Program ini merupakan upaya mewujudkan visi pendidikan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, mencakup kompetensi, baik literasi maupun numerasi, serta karakter, yang diawali dengan SDM yang unggul, dalam hal ini Kepala Sekolah dan guru.

Baca Juga:  Menggali Dunia Kehamilan, Menyusui, dan Parenting

Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan dari program transformasi sekolah sebelumnya.

“IHT ini menggunakan kurikulum paradigma baru. Tapi kami lebih enak menggunakan istilah kurikulum sekolah penggerak,” kata Sahrina, S.Pd, sebelum memulai pelatihan pagi ini (9/9/2021.

Selain Sahrina, S.Pd, trainer lainnya adalah Pengawas Kecamatan Manggala, Dra Hj Singara, M.Si, dan Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd.

Sahrina, yang sehari-hari merupakan guru kelas 4 SD Negeri Borong menjelaskan, peserta IHT Program Sekolah Penggerak ini, terdiri dari guru kelas 1 dan kelas 4, juga guru Pendidikan Agama (PAI) dan guru Penjaskes.

Baca Juga:  20 Soal Latihan Ujian IPA Kelas 1 SD Semester 1 dan 2 Beserta Jawaban

Pelatihan berlangsung mulai pagi pukul 9, dan berakhir sore hari, pukul 4 wita. Selama pelatihan, kata Sahrina, peserta mendapat beragam materi.

- Iklan -

Materinya berupa kebijakan program, orientasi pelatihan, sekolah penggerak, pendidikan yang memerdekakan, dan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Materi lain, yakni tentang kerangka kurikulum, profil Pelajar Pancasila, capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar.

Selain itu, peserta juga diberi materi seputar assesment, kurikulum operasional sekolah, dan pengenalan literasi digital.

“Literasi digital ini penting karena berkaitan dengan tren pemanfaatan gawai untuk kepentingan pembelajaran,” pungkas guru yang sudah menerbitkan buku berjudul Ujian yang Sempurna itu.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU