Sebanyak 5.000 Orang Meriahkan FTBI Maluku

Menyemarakkan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) 2022, Kantor Bahasa Provinsi Maluku merevitalisasi tiga bahasa, yaitu bahasa Buru di Kabupaten Buru, bahasa Kei di Kabupaten Maluku Tenggara, dan  bahasa Yamdena di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Sebanyak 5.000 orang dari berbagai unsur masyarakat turut serta memeriahkan FTBI di Lapangan Merdeka, Maluku.

Program Revitalisasi Bahasa Daerah merupakan salah satu dari program pelindungan bahasa daerah yang bertujuan untuk menggelorakan kembali penggunaan bahasa daerah dalam berbagai ranah kehidupan dan meningkatkan jumlah penutur muda bahasa daerah.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Sahril dalam sambutannya menyampaikan bahwa tahun ini pemerintah daerah telah mengagendakan program RBD dengan menyasar kepada tiga bahasa daerah tersebut.

“Kegiatan dimulai sejak bulan Juli, dilanjutkan dengan kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di tingkat kabupaten di bulan Oktober 2022 yang diikuti 12.000 peserta dari tiga daerah, yaitu siswa, guru, komunitas, dan masyarakat,” ujar Sahril pada Sabtu (3/12) dilansir dari laman Kemendikbudristek. Tema yang diangkat dalam FTBI di Maluku adalah “Pake Katong Bahasa”, yang berarti “Gunakan Bahasa Kita”.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Imam Budi Utomo menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah provinsi Maluku, pemerintah kabupaten di provinsi Maluku, masyarakat dan generasi muda di provinsi Maluku yang telah merayakan pelestarian bahasa daerah.

“Keberlangsungan dan kepunahan bahasa daerah sangat bergantung pada pemangku kepentingan dan masyarakat yang ada di daerah tersebut. Kami di pusat hanya memberikan stimulus, program kegiatan, serta fasilitasi terhadap upaya-upaya pelestarian, pelindungan, revitalisasi bahasa dan sastra, termasuk bahasa dan sastra di Provinsi Maluku,” ujarnya.

Adapun perwakilan dari peserta terbaik FTBI dari tiap provinsi akan diundang hadir ke Jakarta, dalam rangka kegiatan FTBI Nasional, pada 15-20 Februari 2023, bertepatan dengan Hari Bahasa Ibu Internasional.

Baca Juga:  Menilik Revisi Kedua UU ITE: Ancaman terhadap Kebebasan Pers

Serba Serbi RBD di Provinsi Maluku

Kegiatan RBD di Provinsi Maluku diawali dengan kegiatan rapat koordinasi (rakor) dengan pemerintah daerah  dan  pemangku kepentingan dari  Kabupaten  Maluku  Tenggara,  Kabupaten Buru, dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Selanjutnya, Tim RBD melakukan pelatihan bagi guru di masing-masing daerah yang akan mengajarkan  materi  terkait  enam mata lomba, yakni menyanyi, mendongeng, lawakan tunggal/stand up comedy, menulis cerpen, menulis dan membaca puisi, serta berpidato.

- Iklan -

Puncak dari rangkaian kegiatan RBD adalah menyelenggarakan FTBI di Kota Ambon sebagai upaya menggiatkan RBD kepada generasi muda. Festival ini melibatkan partisipasi dari sekolah, komunitas, sastrawan, dan pegiat bahasa daerah di Maluku dengan mengadakan beberapa lomba, diskusi, dan musikalisasi puisi.

Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun pada kesempatan ini juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya FTBI tahun 2022. Ia berharap melalui FTBI, RBD di Provinsi Maluku akan mengoptimalkan penguatan bahasa daerah sebagai identitas dan jati diri masyarakat yang berbudaya.

Selain itu, Djalaludin Salampessy, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Buru, merasa sangat bangga atas FTBI yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku. “Semoga program FTBI ini terus berlanjut dan memberi dampak positif bagi tunas-tunas muda bahasa Ibu, khususnya di kabupaten Buru,” katanya yang yakin bahwa FTBI akan bermanfaat besar bagi Negeri Buru.

Selanjutnya, Poli D F Matitaputti, Asisten III Setda Kabupaten Kepulauan Tanimbar, juga mendukung FTBI yang dilaksanakan di tingkat provinsi Maluku, di kota Ambon tahun 2022. Ia pun berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi pelestarian bahasa Ibu di provinsi Maluku. “Mari, lestarikan Bahasa Ibu di Maluku!” serunya di hadapan peserta yang memadati Lapangan Merdeka, Ambon.

Baca Juga:  9 Langkah Memulai Bisnis Online Dari Nol untuk Pemula

Kegiatan puncak Festival Tunas Bahasa Ibu di kota Ambon Maluku diadakan di Lapangan Merdeka, Jalan Pattimura, Ambon, Maluku. Lapangan ini sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti pesta rakyat, penyuluhan, soasialisasi, lomba/kompetisi, olahraga, dan lainnya. Pada kegiatan puncak acara FTBI ini, Lapangan Merdeka dipenuhi oleh tidak kurang dari 5.000 pengunjung yang berasal dari berbagai kabupaten.

Gubernur Maluku yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Maluku, Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Mustafa Sangaji, menyampaikan bahwa bahasa merupakan identitas suatu bangsa. Hal ini ia sampaikan dalam bahasa daerah setempat.

“Katong baku dapa lai dalam acara FTBI Provinsi Maluku. Bumi raja-raja, tanah seribu bahasa, katong bilang bahasa daerah sebagai bahasa Ibu atau bahasa hati, karena bahasa daerah itu sungguh mulia bagi ibu atau mama yang selalu sayang dan jaga katong semua. Tanpa mama, katong seng mungkin ada. Tanpa bahasa ibu/mama, katong seng bisa biking apa-apa,” jelasnya.

Lebih lanjut, Staf Ahli Gubernur Maluku mengatakan bahwa bahasa menunjukan ciri khas suatu bangsa. Bahasa menjadi alat yang mempersatukan bahasa. Itulah bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Ia menilai perlunya generasi muda menghargai bahasa Indonesia tanpa mengabaikan bahasa daerah. Hal tersebut adalah bentuk penghargaan atas perbedaan bahasa daerah dari Sabang sampai Merauke.

Pemerintah pusat dan daerah kata dia, terus menggalang upaya revitalisasi bahasa dan budaya daerah. Kegiatan FTBI saat ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan relevan bagi kita semua. “Mari, katong semua bangga pake bahasa daerah, katong seng usah malu pake bahasa daerah!” mengakhiri sambutannya, seraya membuka kegiatan secara resmi. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU