Sebelum Star Menuju Batul Maqdis, Rasulullah Disucikan Dulu Hatinya

Dikisahkan juga, sebelum star dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis untuk selanjutnya
ke Sidratul. Muntaha, Nabi Nuhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, terlebih dahulu disucikan hatinya.

Layaknya orang mau dioperasi Rasulullah dibedah dadanya, oleh Malaikat Jibril. Dan dibedah pula perutnya.

Sebelum Malaikat Jibril tiba bersama Buraq, Rasulullah dalam kondisi antara tertidur dan terjaga, di Masjidil Haram pada malam 27 Rajab itu.. Kemudian datang Malaikat Jibtil membangunkannya. “Wahai Muhammad, bangunlah”, ucapnya membangunkan Rasulullah.

Rasulullah pun terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba dilihatnya Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail, sidah ada di hadapannya. Jibril.lalu meminta Mikail, memberinya segelas air zam- zam. “Akan kubersihkan hatinya, dan kulapangkan dadanya,” ucap Malakat Jibril kepada Malaikat Mikail.

Malaikat Jibril.kemudian membelah perut Rasulullah, lalu mencucinya dengan air zam – zam sebanyak tiga kali. Malaikat Mikail bolak balik ke sumur zam-zam, dengan membawa 3 gelas air zam zam.

Cap Kenabian

Malaikat Jibril lalu melapangkan dada Rasulullah, dengan membuang kedengkian yang ada di dalamnya. Lalu menggantikannya dengan hikmah, ilmu dan imsn. Kemudian dicap kedua pundak Rasulullah dengan cap kenabian.

Setelah itu, Malaikat Jibril nenuntun tangan Rasulullah, sampai ke tepi zan – zam, yang didampingi Makaikat Mikail.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 4 November 2024: Kuasa Kebenaran

Malaikat Jibril meminta lagi Malaikat Mikail, menberinya satu timba air zam – zam, atau air kautsar. Jibril lalu mieminta Rasulullah untuk berwudhu dengan air tersebut. “Berwudhulah engkau wahai Rasulullah”.

- Iklan -

Setrlah berwudhu, Jibril lalu berkata kepada Rasulullah, : “Berangkatlah engkau hai Muhammad”. Rasulullah bertanya, berangkat kemana Jibril. “Kepada Tuhanmu dan Tuhan segala sesuatu”.

Malaikat Jibril lslu membimbing tangan Rasulullah,.tinggalkan sumur zam – zam, menuju keluar dari Masjidil Haram.. Saat tiba di depan Masjidil Haram,.Rasulullah mendapati, ada seekor binatang bernama Buraq . Ukurannya lebih besar dari himar, dan lebih kecil dari biko.

Pipo Buraq, seperti pipi manusia. Ekornya seperti ekor unta. Keracaknya seperti keracak lembu. Kukunya seperti.permata putih. Di atasnya terdapat pelana dari surga. Buraq juga mempunyai sepasang sayap di kedua pahanya dan nemiliki kecepatan yang super kilat.

Malaikat Jibril lalu neminta Rasululkah menaiki Buraq tersebut. Buraq tersebut, adalah kendaraan yang pernah ditumpangi Nabi Ibrahim Alaihissalam, saat berkunjung ke Baitul Haram.

Rasulullah pun naik ke punggung Buraq. Perjalanan Isra’ pun dimulai, dan tetap ditemani Malaikat Jibril . Hewan surga itu, lalu menerbangkan Rasulullah dengan supercepat. Pada suatu tempat, Malaikat Jibril meminta Rasulullah turun dan salat. Setelah salat, Malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah, : “Tahukah engkau dimana kau salat tadi ?. “Tidak wahai Jibril. “Tadi tempat engkau turun dan salat, di Taibah.disnalah hijrah akan terjadi, InsyaAllah”, jelas Jibril.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 15 November 2024: “Itu Bukan Urusanmu”

Perjalanan lalu dilanjutkan. Pada suatu tempat, Jibril neminta lagi Rasulullah, turun salat. Seperti biasa, bertanya ke Rasulullah Jibril lalu menjelaskan, di tempat engkau salat tadi, tempat dimana Allah berbicara kepada Nabi Musa.

Perjalanan lanjut lagi. Di suatu tempat, Jibril meminta lagi Rasulullah salat. Lalu dijelaskan lagi, tempat yang engkau salat tadi, adalah Baitul Ham, tempat kelahiran Nabi Isa Alaihissalam.

Disambut Para Malaikat

Perjalanan lanjut lagi, tidak terasa begitu cepatnya Buraq menerbangkan Rasulullah. Akhirnya sampailah ke Baitul Maqdis, Yerussakem. Muncul peristiwa menakjubkan. Para Malaikat turun dari langit nenyambut Rasulullah dengan suasana gembira. Ini sebuah penghormatan di sisi Allah Subhanahu Wataala.

Para Malaikat menyapa. “Assalanu Alaika, ya akhiru, ya hasiru”. Sappan tersebut, berarti sejahtera atasmu, wahai yang awal dan yang akhir, wahai yang mengumpulkan.

Nabi lalu bertanya kepada Jibril., maksud dari penghormatan tetsebut, kepadanya. “Sesungguhnya, engkaulah Nabi terakhir. Dan sesungguhnya, engkau adalah yamg

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU