Sehari Sebelum Rasulullah Wafat

Pada hari Ahad, Rasulullah SAW merasa sedikit lebih baik dari rasa sakitnya. Beliau kemudian keluar, dibantu oleh dua orang, untuk melaksanakan salat Dzuhur.

Abu Bakar menjadi imam salat untuk jamaah. Ketika Abu Bakar memimpin salat, Rasulullah SAW terlihat mundur sedikit, memberi isyarat agar Abu Bakar tidak mundur. Beliau meminta agar dua orang yang membantunya untuk mendudukkannya di sebelah Abu Bakar, dan keduanya pun menempatkan Rasulullah di sebelah kiri Abu Bakar.

Abu Bakar melanjutkan salatnya dengan mengikuti gerakan Rasulullah, yang juga memperdengarkan takbir kepada jamaah.

Pada hari itu, sehari sebelum wafatnya Rasulullah, beliau memerdekakan semua hamba sahaya yang dimilikinya. Selain itu, beliau bersedekah dengan tujuh dinar dan menyerahkan semua harta miliknya, termasuk senjata-senjata yang dimiliki, untuk kepentingan kaum muslimin.

Pada malam harinya, Aisyah meminjam minyak kepada seorang tetangga Yahudi untuk lampu yang digunakan di rumah. Sebagai jaminan, beliau menggadaikan baju besi Rasulullah dengan nilai tiga puluh cupak.

Hari Terakhir dalam Hayat Rasulullah

Pada hari Senin, ketika jamaah salat Subuh dipimpin oleh Abu Bakar, mereka terkejut melihat Rasulullah muncul dari balik tabir kamar Aisyah. Rasulullah memberikan senyumannya kepada mereka. Abu Bakar, yang mengira Rasulullah akan salat, mundur ke belakang untuk bergabung dengan jamaah di barisan belakang. Para jamaah hampir terpesona dan sangat gembira melihat Rasulullah, namun beliau memberi isyarat agar mereka melanjutkan salat.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 28 November 2024: Kekayaan Orang Papa

Setelah itu, Rasulullah menutup tabir dan masuk ke dalam kamar, dan tidak lagi memiliki kesempatan untuk salat lima waktu setelahnya.

Ketika siang semakin cerah, Rasulullah memanggil putrinya, Fatimah, dan membisikkannya sesuatu. Fatimah langsung menangis setelah mendengar bisikan pertama, yang mengabarkan bahwa Allah akan menjemput Rasulullah melalui sakit yang sedang beliau derita. Setelah itu, Rasulullah kembali membisikkan sesuatu kepada Fatimah, yang kali ini membuatnya tersenyum. Fatimah menjelaskan bahwa bisikan kedua mengabarkan bahwa dialah yang akan wafat setelah Rasulullah, yang membuatnya tersenyum meski masih merasa sedih.

Selain itu, Rasulullah juga memberikan kabar gembira kepada Fatimah bahwa beliau adalah “Nisa’ Alamin” (penghulu wanita dunia).

Baca Juga:  Amalan Rasulullah Setelah Salat Wajib

Fatimah sangat merasa berat melihat penderitaan Rasulullah. Ia berkata, “Betapa berat ujian yang bapak rasakan.” Rasulullah menjawab, “Tidak ada lagi cobaan yang lebih berat untuk bapak setelah hari ini.”

Di saat itu, Rasulullah memanggil cucunya, Hasan dan Husain, dan menciumnya sambil memberikan wasiat yang baik kepada mereka. Beliau kemudian juga memanggil istri-istri beliau untuk memberikan nasihat dan peringatan.

Rasa sakit Rasulullah semakin berat, dan beliau merasakan kembali efek racun yang pernah beliau rasakan pada peristiwa Khaibar. Beliau berkata kepada Aisyah, “Wahai Aisyah, kini aku merasakan sakit yang sama seperti saat makanan yang beracun pada Khaibar. Ini adalah saat di mana nafasku terasa sesak, terputus-putus karena racun itu.”

Rasulullah SAW juga berwasiat kepada umatnya, dengan sabda yang mengingatkan tentang pentingnya salat, berbuat baik kepada hamba sahaya, dan menjaga kebaikan di antara sesama. Beliau mengulang-ulang pesan tersebut berkali-kali. (Sirah Nabawiyah/ana – bersambung)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

TERPOPULER