sejarah dan keunikan kuil fushimi inari taisha

Kuil Fushimi Inari Taisha adalah salah satu kuil Shinto paling terkenal di Jepang, yang terletak di Kyoto. Kuil ini didedikasikan untuk Inari, dewa padi, pertanian, dan perdagangan. Daya tarik utamanya adalah ribuan gerbang torii berwarna merah menyala yang membentuk lorong panjang menuju puncak Gunung Inari, menciptakan pemandangan ikonis yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.berikut sejarah dan keunikan Kuil Fushimi Inari Taisha.

Sejarah Kuil Fushimi Inari Taisha

Kuil ini dibangun pada tahun 711 di kaki Gunung Inari oleh klan Hata, yang merupakan keluarga bangsawan dan pengusaha kaya di zaman kuno. Awalnya, kuil ini didirikan sebagai tempat pemujaan kepada dewa Inari, yang dipercaya sebagai pelindung panen padi, keberuntungan, dan kemakmuran. Selama berabad-abad, peran dewa Inari berkembang menjadi pelindung para pedagang dan pengusaha, yang membuat kuil ini semakin populer di kalangan para pebisnis Jepang.

Kuil Fushimi Inari mengalami beberapa renovasi dan pemindahan lokasi, hingga akhirnya ditempatkan di tempatnya saat ini. Pada abad ke-16, Toyotomi Hideyoshi, seorang tokoh penting dalam sejarah Jepang, memerintahkan pembangunan gerbang torii besar di kuil ini. Sejak saat itu, jumlah gerbang torii terus bertambah, karena para pengusaha dan pedagang mendonasikan gerbang sebagai bentuk doa untuk kesuksesan mereka.

Baca Juga:  Simak!! 10 Tarian Tradisional yang Berasal dari Provinsi Sulawesi Barat

Keunikan Kuil Fushimi Inari Taisha

  1. Jalan Ribuan Gerbang Torii
    Salah satu keunikan utama kuil ini adalah lorong yang dibentuk oleh ribuan gerbang torii merah-oranye. Setiap torii disumbangkan oleh individu atau perusahaan yang berdoa untuk kesuksesan, keberuntungan, atau kesejahteraan bisnis. Nama penyumbang biasanya tertulis di bagian belakang gerbang, dan semakin besar gerbangnya, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk mendonasikannya.
  2. Simbol Rubah sebagai Pembawa Pesan Dewa Inari
    Rubah (kitsune) adalah simbol penting di kuil ini. Dalam kepercayaan Shinto, rubah adalah makhluk suci yang dianggap sebagai pembawa pesan Inari. Patung rubah sering dijumpai di sekitar kuil, dan rubah ini biasanya digambarkan membawa kunci dalam mulutnya, yang dipercaya sebagai kunci lumbung padi.
  3. Pendakian Gunung Inari
    Selain gerbang-gerbang torii, Fushimi Inari juga memiliki jalur pendakian menuju puncak Gunung Inari, yang tingginya sekitar 233 meter. Pendakian ini dapat memakan waktu sekitar 2-3 jam, dan sepanjang jalan terdapat kuil-kuil kecil tempat pengunjung dapat berdoa dan menikmati pemandangan Kyoto dari ketinggian.
  4. Festival Fushimi Inari Taisha
    Kuil ini mengadakan festival tahunan yang disebut Hatsu-uma Matsuri pada awal Februari, yang merupakan festival perayaan hari pertama “kuda” dalam kalender lunar. Festival ini merayakan hari berdirinya kuil dan menjadi acara penting bagi penduduk Kyoto dan para pedagang yang menghormati Inari.
  5. Arsitektur yang Megah dan Sakral
    Fushimi Inari tidak hanya menarik karena deretan gerbang torii-nya, tetapi juga karena arsitektur utamanya yang elegan. Aula utama kuil ini dirancang dengan gaya yang khas dan sakral, dipenuhi dengan berbagai ornamen tradisional. Kuil ini dibangun dengan keseimbangan yang indah antara keanggunan dan kesederhanaan, yang mencerminkan arsitektur kuil Shinto.
  6. Popularitas sebagai Tempat Spiritual
    Kuil ini tidak hanya dikunjungi untuk keindahannya, tetapi juga untuk keperluan spiritual. Banyak pengunjung datang untuk memanjatkan doa, meminta keberuntungan, atau bahkan melakukan ritual untuk membersihkan diri dari nasib buruk. Pengunjung sering membeli jimat dan menulis harapan mereka di atas lempengan kayu (ema) yang digantungkan di area kuil.
Baca Juga:  7 Alat Musik Tradisional Khas Gorontalo
- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU