Sejarah Penyakit Polio dan Tips Mencegahnya

Penyakit polio atau poliomyelitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus poliovirus. Virus ini biasanya menyebar melalui kontak langsung dengan tinja orang yang terinfeksi atau melalui droplet dari saluran pernapasan saat seseorang batuk atau bersin.

Mayoritas kasus infeksi polio tidak menunjukkan gejala, tetapi sekitar 1 dari 200 orang yang terinfeksi mengalami kelumpuhan otot permanen, yang paling sering terjadi pada kaki. Infeksi yang parah dapat mengakibatkan kelumpuhan pernapasan atau kematian.

Sejarah Penyakit Polio: Dari Awal Hingga Era Vaksinasi

Penyakit polio, atau poliomyelitis, telah mempengaruhi manusia sejak zaman kuno, tetapi sejarah modernnya ditandai dengan epidemi yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Berikut adalah gambaran tentang sejarah penyakit polio dari awal hingga era vaksinasi yang membawa perubahan signifikan dalam pengendaliannya.

- Iklan -

Awal Pengetahuan tentang Polio

Penyakit polio dikenal sejak zaman kuno, tetapi deskripsi medis yang paling awal dapat ditemukan dalam karya-karya dokter seperti Michael Underwood pada tahun 1789. Pada zaman itu, polio sering disebut sebagai “lump in the back” atau “paralysis of the lower extremities”.

Epidemik di Abad ke-20

Pada abad ke-20, polio mulai menunjukkan pola epidemiologis yang jelas, dengan gelombang epidemi yang terjadi terutama pada musim panas di banyak negara. Di Amerika Serikat, epidemi besar-besaran terjadi pada tahun 1916 yang menyebabkan ribuan kasus kelumpuhan dan kematian.

Baca Juga:  Kenali Gangguan Kesehatan Mental Saat Hamil

Perkembangan Vaksin Polio

Salah satu tonggak penting dalam sejarah pengendalian polio adalah pengembangan vaksin polio oleh Jonas Salk pada tahun 1955. Vaksin inactivated polio vaccine (IPV) yang dikembangkan oleh Salk merupakan vaksin pertama yang efektif dalam mencegah penyakit polio. Vaksin ini diberikan secara injeksi dan telah berkontribusi besar dalam mengurangi angka kasus polio di dunia.

- Iklan -

Penggunaan Vaksin Oral Polio Vaccine (OPV)

Selain IPV, vaksin polio oral (OPV) yang dikembangkan oleh Albert Sabin juga menjadi alat penting dalam kampanye global untuk menghapuskan polio. OPV menggunakan virus yang dilemahkan untuk memberikan kekebalan terhadap poliovirus.

Kampanye Global untuk Penghapusan Polio

Sejak 1988, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memimpin inisiatif global untuk menghapuskan polio dari muka bumi. Program ini melibatkan kampanye vaksinasi massal di seluruh dunia, dengan fokus pada negara-negara yang masih melaporkan kasus polio endemik.

Penurunan Kasus dan Tantangan Terkini

Berkat upaya global yang terus-menerus, jumlah kasus polio telah menurun drastis sejak tahun 1988. Namun, tantangan masih ada, termasuk penanganan sisa-sisa virus polio di beberapa negara dan memastikan bahwa semua anak mendapatkan vaksinasi polio yang cukup.

- Iklan -
Baca Juga:  Cara Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental Saat Hamil

Masa Depan dan Tujuan Global

Tujuan global saat ini adalah untuk mencapai eradicasi polio sepenuhnya dari dunia. Meskipun tantangan masih ada, komitmen global terus mendorong upaya untuk mencapai tujuan ini, dengan harapan bahwa dunia akan bebas dari polio dalam waktu dekat.

Tips Mencegah Penyakit Polio

  1. Vaksinasi:

    • Vaksin polio adalah cara utama untuk mencegah penyakit ini. Vaksinasi rutin pada anak-anak sangat penting untuk memberikan kekebalan terhadap poliovirus.
    • Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi polio sebaiknya dimulai sejak bayi lahir dengan dosis pertama dan diikuti dengan dosis-dosis selanjutnya sesuai jadwal imunisasi yang direkomendasikan.
  2. Praktik Kebersihan:

    • Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan atau menyentuh makanan.
    • Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk memastikan air minum aman dan sanitasi yang baik.
  3. Menjauhi Kontak dengan Penderita:

    • Membatasi kontak langsung dengan orang yang diduga atau terinfeksi poliovirus, terutama selama fase penularan virus. (*)
- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU