Sejarah Profesi Satpam di Indonesia, Seragam Terus Berubah

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri resmi memperkenalkan seragam baru Satuan Pengamanan atau Satpam Indonesia kemarin, Rabu, 2 Februari 2022.

Dilansir dari laman resmi Humas Polri, pengenalan seragam baru satpam tersebut dilakukan tepat pada upacara peringatan HUT Satuan Pengamanan (Satpam) ke-41 tahun 2022 yang dipimpin Langsung Oleh Kabaharkam Polri Komjen Pol. Drs. Arief Sulistyanto, M.Si., Rabu (2/2/2022).

“Upacara HUT Ke-41 Satpam ini sekaligus mengenalkan warna seragam baru satpam yang berganti dari warna cokelat muda menjadi warna krem,” ucap Kabaharkam Polri Komjen Pol. Drs. Arief Sulistyanto, M.Si., Pengenalan seragam baru Satpam di seluruh Indonesia ini merupakan bagian dari sosialisasi kepada masyarakat.

Sebelumnya, Polri telah menginformasikan rencana perubahan warna seragam satpam menjadi krem sejak pertengahan Januari 2022. Adapun alasan perubahan warna seragam satpam saat ini dilakuan karena seragam Satpam sebelumnya mirip dengan seragam para anggoota Polri.

Kemiripan warna seragam tersebut akhirnya menimbulkan kebingungan di masyarakat yang sulit membedakan antara polisi dan petugas Satpam. Satpam merupakan profesi pengemban fungsi kepolisian terbatas. Sehingga perlu memiliki identitas sendiri yang berbeda dengan Polri sebagai pembinanya.

“Polri terlebih dahulu melakukan pengkajian terkait perubahan warna seragam baru satpam ini, seragam satpam tersebut baru bisa dipakai setelah Perpol No 2 Tahun 2020 tentang Pamswakarsa selesai direvisi. Masa berlaku baju seragam satpam itu akan berlaku selama 1 tahun,” tutup Kabaharkam Polri Komjen. Pol. Drs. Arief Sulistyanto, M.Si.

Sejarah Profesi Satpam di Indonesia

Satpam adalah adalah bentuk pengamanan swakarsa yang tugasnya adalah membantu Polri dalam bidang penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat, terbatas pada lingkungan kerjanya.

Satpam lahir pada 30 Desember 1980 ketika Kapolri saat itu Jenderal Polisi Awaloedin Djamin yang menerbitkan SKEP/126/XII/1980 tentang Pola Pembinaan Satuan Pengamanan.

Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Badya Wijaya dalam wawancara dengan Antara di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan mengatakan dengan jasa-jasanya itu Jenderal Polisi Awaloedin Djamin kemudian dikenal sebagai Bapak Satpam Indonesia.

- Iklan -
Baca Juga:  9 Langkah Memulai Bisnis Online Dari Nol untuk Pemula

“Kalau melihat sejarah pembentukan satpam, Kita harus berterima kasih kepada Bapak Awaloedin Djamin yang telah mengeluarkan keputusan yang dipakai sebagai landasan hadirnya Satpam saat ini,” kata Badya, seperti dilansir dari ANTARA News.

Badya melihat dengan situasi yang berkembang saat itu dan jumlah anggota kepolisian yang sangat terbatas jadi perbandingan antara polisi dan jumlah penduduk sangat tidak ideal, maka dibentuklah satuan pengamanan, itulah cikal bakal satpam.

Selanjutnya setiap tanggal 30 Desember diperingati sebagai HUT Satpam di Indonesia dan pada tanggal 30 Desember 1993 Kepolisian Negara Republik Indonesia kemudian mengukuhkan Jenderal Polisi (Purn) Prof. DR. Awaloedin Djamin sebagai Bapak Satpam dengan mempertimbangkan jasa beliau sebagai pelopor serta tonggak berdirinya satpam di Indonesia.

“Hingga saat ini tanggal 30 Desember itu selalu diperingati sebagai HUT Satpam dan kita sudah metasbihkan Jenderal Polisi Awaloedin Djamin sebagai Bapak Satpam Indonesia,” kata Kombes Pol Badya. Semasa hidupnya beliau juga selalu memberikan motivasi dan penghargaan kepada orang-orang yang berkomitmen tinggi dalam memajukan harkat dan martabat satpam di industri keamanan.

Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Badya Wijaya dalam wawancara dengan Antara di Gedung Promoter Polda Metro Jaya. Profil Jenderal Polisi Awaloedin Djamin Jenderal Polisi Awaloedin Djamin lahir di Padang, Sumatera Barat pada 26 September 1927.

Awaloedin awalnya memulai studi sebagai mahasiswa ekonomi pada tahun 1949-1950. Awaloedin kemudian memilih untuk mengabdi kepada negara melalui Korps Bhayangkara dengan mengikuti pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada tahun 1955.

Beliau kemudian mengikuti program Graduate School of Public and International Affair di Universitas Pittsburg, AS dan meraih gelar doktor dari School of Public Administration, Universitas California Selatan Pada tahun 1963.

Kemudian, dia menjabat sebagai lektor luar biasa di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1964. Setelah itu, karier Awaloedin beralih ke pembantu presiden menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja Kabinet Ampera (1966) dan Deputi Pangkat Urusan Khusus (1968) ketika Kapolri Hoegeng Iman Santoso masih bertugas.

Baca Juga:  Surat AHU PWI Diblokir, Hendry Ch Bangun Tak Punya Legal Standing

Dua tahun kemudian Awaloedin menjadi ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sebelum memimpin Polri, ia lebih dulu menduduki posisi Duta Besar untuk Jerman Barat periode tahun 1976-1978. Pada tahun 1978, Awaloeddin Jamin dilantik sebagai Kepala Kepolisian RI, di tengah kondisi keamanan di Tanah Air yang tidak menentu.

Setelah mempelajari situasi dengan seksama, jenderal lulusan Ilmu Administrasi ini mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka meningkatkan sistem keamanan di masyarakat, beliau jaga berperan besar dalam pembentukan Satuan Pengamanan (Satpam).

Masukan serta pemikiran pria yang dikenal sebagai “Bapak Satpam” ini selalu dituangkan dalam berbagai kesempatan termasuk dalam seminar, dialog, simposium, makalah dan buku yang diterbitkannya. Semasa hidupnya, Awaloedin menerima sejumlah penghargaan sebagai tanda jasanya, seperti Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara, dan Bintang Mahaputra Adipradana.

Kemudian, penghargaan lain yang juga diterima Awaloedin, yakni Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II), Satya Lencana Karya Bhakti, Satya Lencana Yana Utama, Satya Lencana Panca Warsa, Satya Lancana Peringkat Perjuangan Kemerdekaan RI, dan Satya Lencana Penegak Veteran Pejuang Kemerdekaan RI.

Tak hanya penghargaan dalam negeri, Awaloedin juga pernah menerima Das Gross Rreuz dari jerman Barat dan The Philipine Legion of Honor dari Pemerintah Filipina. Korps Bhayangkara pun berduka dengan berpulangnya Jenderal Polisi Awaloedin Djamin yang tutup usia pada usia 91 tahun pada Kamis 31 Januari 2019, pukul 14.45 WIB setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. P

erubahan Satpam Setelah 30 Tahun Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Awi Setiyono pada Selasa 15 September 2020 mengumumkan Peraturan Kepolisian Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa.

Salah satunya adalah perubahan warna seragam satpam menjadi warna coklat yang sama dengan yang digunakan oleh Korps Bhayangkara. Awi mengatakan tujuan penggantian warna seragam tersebut dimaksudkan untuk menjalin kedekatan emosional antara institusi Polri dengan satpam.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU