Tari Tari Tabuik adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Tabuik, Makna Tari Tabuik dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.
1. Sejarah Tari Tabuik
Tari Tabuik berasal dari daerah Pariaman, Sumatera Barat, dan merupakan bagian dari tradisi Tabuik yang dipengaruhi oleh budaya Islam dan ritual dari masyarakat Syiah di Minangkabau. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk peringatan atas meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Imam Husain, di medan perang Karbala. Setiap tahunnya, masyarakat Pariaman mengadakan upacara Tabuik pada bulan Muharram sebagai bagian dari peringatan Asyura.
Tari Tabuik sendiri merupakan bentuk pertunjukan yang menggambarkan kisah Imam Husain dan perjuangannya dalam pertempuran Karbala. Tarian ini dipentaskan sebagai bagian dari rangkaian acara Tabuik, di mana di dalamnya terdapat prosesi besar yang melibatkan pembuatan Tabuik, atau replika kuda bersayap yang diarak keliling kota.
Tradisi dan tarian ini mulai dikenal sejak masa kolonial, ketika penduduk Pariaman, yang mayoritas beragama Islam, memadukan elemen budaya lokal dengan tradisi peringatan Asyura. Hingga kini, Tari Tabuik tetap menjadi bagian penting dari acara budaya dan religius di Pariaman, yang menampilkan perpaduan antara sejarah keagamaan dan seni pertunjukan.
2. Makna Tari Tabuik
Tari Tabuik memiliki makna yang sangat dalam, baik secara religius maupun budaya. Berikut beberapa makna yang terkandung dalam tarian ini:
- Peringatan Sejarah Keagamaan: Tari Tabuik merupakan penggambaran dari peristiwa tragis di Karbala, di mana Imam Husain wafat sebagai syahid. Tarian ini mengingatkan umat Islam akan pengorbanan yang dilakukan oleh Imam Husain demi membela kebenaran dan keadilan.
- Simbol Kematian dan Pengorbanan: Gerakan dalam Tari Tabuik juga mencerminkan duka dan penghormatan atas wafatnya Imam Husain. Gerakan lambat dan penuh emosi melambangkan rasa kehilangan, sedangkan gerakan cepat menggambarkan perjuangan dan peperangan.
- Penghormatan terhadap Tradisi Leluhur: Tari Tabuik merupakan manifestasi dari penghormatan masyarakat Pariaman terhadap tradisi leluhur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini juga mencerminkan rasa kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat.
3. Pakaian dalam Tari Tabuik
Pakaian yang dikenakan oleh para penari dalam Tari Tabuik mencerminkan tradisi Minangkabau dan elemen budaya Islam. Beberapa elemen pakaian yang dikenakan dalam tarian ini adalah:
- Busana Adat Minangkabau: Para penari biasanya mengenakan pakaian adat Minangkabau, seperti baju kurung panjang dengan kain songket yang menonjolkan corak emas. Pakaian ini menggambarkan kekayaan budaya Minangkabau dan kebanggaan akan warisan leluhur.
- Selendang: Penari juga mengenakan selendang yang dihiasi dengan motif khas Minangkabau. Selendang ini dililitkan di tubuh atau dikibaskan sebagai bagian dari gerakan tarian.
- Penutup Kepala: Para penari pria biasanya memakai penutup kepala khas Minangkabau, seperti destar atau tengkuluk, yang melambangkan kejantanan dan kehormatan. Penari wanita menggunakan hiasan kepala berbentuk sunting, yang memperlihatkan keanggunan dan kewibawaan.
- Warna-Warna Simbolik: Warna-warna dalam kostum Tari Tabuik biasanya didominasi oleh warna-warna simbolik seperti merah, hitam, dan emas. Merah melambangkan keberanian dan pengorbanan, hitam menggambarkan duka cita, dan emas menandakan kejayaan dan kemuliaan.
4. Gerakan Tari Tabuik
Gerakan dalam Tari Tabuik memiliki variasi yang mencerminkan kisah perjuangan dan pengorbanan. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok penari, baik pria maupun wanita, yang bergerak dalam formasi tertentu sesuai dengan irama musik. Beberapa gerakan utama dalam Tari Tabuik antara lain:
- Gerakan Bertarung: Gerakan ini menggambarkan pertempuran Imam Husain di medan Karbala, di mana penari pria melakukan gerakan seperti bertarung dengan tangan dan tubuh yang berayun cepat, mencerminkan peperangan dan perjuangan.
- Gerakan Menghormati: Dalam beberapa bagian tarian, penari melakukan gerakan tangan yang melambangkan penghormatan terhadap Imam Husain. Gerakan ini dilakukan dengan penuh khidmat dan tenang, menandakan rasa duka dan penghormatan atas pengorbanannya.
- Gerakan Arak-Arakan: Penari juga melakukan gerakan yang melambangkan prosesi arak-arakan Tabuik, di mana mereka berbaris dan berputar mengikuti irama musik tradisional. Gerakan ini menggambarkan suasana ritual yang penuh dengan semangat kebersamaan.
5. Musik Pengiring
Musik yang mengiringi Tari Tabuik menggunakan alat-alat musik tradisional yang khas dari Sumatera Barat, terutama alat musik yang digunakan dalam upacara Tabuik. Beberapa alat musik yang biasa digunakan dalam tarian ini meliputi:
- Gendang: Alat musik perkusi ini memberikan ritme dasar yang dinamis dalam pertunjukan Tari Tabuik. Suara gendang menciptakan suasana yang penuh semangat dan emosional, sesuai dengan tema pertempuran dan pengorbanan.
- Serunai: Alat musik tiup tradisional ini memberikan melodi yang melankolis dan penuh dengan nuansa duka, menggambarkan suasana duka cita dalam peristiwa Karbala.
- Talempong: Talempong, alat musik perkusi tradisional Minangkabau, juga digunakan untuk memberikan variasi ritme dan melodi dalam tarian. Bunyi talempong yang cepat dan ritmis menambah dinamika dalam gerakan tari.
Itulah pembahasan mengenai Sejarah Tari Tabuik, Makna Tari Tabuik dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.