Inggris pernah menjajah Indonesia, setelah Belanda yang bergabung yang bersekutu dengan beberapa negara. Jenderal Mallaby, adalah salah satu Jenderal pejuang Inggris, yang menjadi andalan negara Ratu Eli Sabeth.
Selama 5 tahun dia memimpin peperangan dengan Jerman, dan 3 tahun melawan Jepang, tak satu pun Jenderal Inggris pernah tewas di kedua pertempuran itu. Namun justru di Surabaya, Inggris kehilangan seorang jenderal. Brigadir Jenderal Mallaby, tewas di depan markasnya sendiri. Dia tertembak di kericuhan di sekitar gedung Internatio tanggal 30 Oktober 1945.
Saat itu sudah disepakati gencatan senjata. Gedung Internatio adalah pos pertahanan Inggris yang terakhir. Tak jelas siapa yang memulai. Namun menurut para pejuang, tentara Inggris dari gedung yang menembak lebih dulu. Aksi itu dibalas tembakan balasan oleh para pejuang.
Setelah 2 jam tembak menembak, terlihat mobil Brigjen Mallaby hancur dan jenderal itu tewas. Ada beberapa versi. Dari pihak pejuang, banyak yang dengan bangga mengaku menembak Mallaby. Masing-masing punya versi sendiri.
Namun dari penjelasan pewira Inggris di Brigade 49, Kapten Smith,© ada pejuang Indonesia yang mendekati mobil dan menembak Mallaby hingga tewas. Smith membalasanya dengan melemparkan granat sebelum berlari meninggalkan mobil. Granat itu meledak membunuh dua pejuang, namun juga mengakibatkan bagian belakang mobil hancur. Jadi ada kemungkinan justru granat Smith lah yang menghabisi Mallaby.
Inggris menjadikan kematian Mallaby sebagai alasan menghukum rakyat Surabaya. Mereka mengerahkan pasukan Divisi ke-5 dan Marinir ke Surabaya. Jumlah total pasukan Inggris membengkak menjadi 30.000 prajurit didukung kapal perang, pesawat tempur, meriam dan tank.
Kelak dalam pertempuran, Sebuah pesawat yang dipiloti Letnan Osborn yang ditumpangi Brigadir Robert Guy Loder-Symonds jatuh pada pukul 09.50 pada 10 November 1945. Hal ini membuat 2 jenderal Inggris tewas di Surabaya.